Senin, 19 September 2011

CUCAK ROWO (CUCAK RAWA)

 
 
Burung Cucak Rowo
 
Burung Cucak Rowo (Cucak Rawa)
Karakter dan sifat burung Cucak Rowo, cara memilih burung Cucak Rowo, cara merawat burung Cucak Rowo, cara memaster burung Cucak Rowo, tips seputar burung Cucak Rowo.
 

TIPS PANDUAN BURUNG CUCAK ROWO (CUCAK RAWA)

 
Pemilihan Bakalan (Bahan), Perawatan Harian, Perawatan Pra Lomba, Perawatan Pasca Lomba dan Perawatan Mabung untuk Burung Cucak Rowo / Cucak Rawa
 
Berdasarkan Riset SMART MASTERING - WWW.SMARTMASTERING.COM

Burung Cucak Rowo (Burung Cucak Rawa) merupakan burung yang mempunyai tempat tersendiri di hati penggemarnya. Ketenarannya tidak pernah pudar. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, memelihara burung ini menyangkut status sosial seseorang di dalam masyarakat.
 
Disamping dipelihara sebagai klangenan, burung Cucak Rowo juga sering diturunkan di arena lomba. Suaranya yang sangat keras dan lantang, membuat taste tersendiri didalam menikmati nyanyian burung Cucak Rowo.
 
Memelihara dan merawat burung Cucak Rowo sama dengan merawat burung berkicau jenis lainnya. Walaupun demikian, ada beberapa hal mendasar yang tetap harus kita perhatikan.
 
KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK ROWO
  • Semi fighter. Burung Cucak Rowo bukanlah burung petarung murni, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
  • Sulit beradaptasi. Burung Cucak Rowo tidak mudah beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Disamping itu, burung ini mudah kaget apabila di sekitarnya ada sesuatu yang mengganggu ketenangannya.
  • Memiliki tingkat stress yang tinggi. Dalam kondisi tertentu, burung ini mudah panik dan stress apabila merasa terancam.
  • Mudah jinak. Dalam waktu tertentu dan perlakuan serta perawatan yang baik, burung ini mudah menjadi jinak kepada pemiliknya.
Ternak Cucak Rowo
 
PEMILIHAN BAHAN BURUNG CUCAK ROWO YANG BAIK

(CIRI-CIRI BURUNG CUCAK ROWO YANG BAIK DARI KATURANGGAN)

 
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Cucak Rowo.
  • Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut  sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
  • Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.  

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK ROWO

  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Rowo. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
  • Buah Segar, burung Cucak Rowo sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung Vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
Pisang Kepok
Pepaya
Pir
Alpukat
Apel Merah
Tomat
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberian EF tersebut.
Voer
Jangkrik
Kroto
Ulat Hongkong
Belalang
Ulat Bambu
 
 
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN BURUNG CUCAK ROWO
 
Perawatan harian untuk burung Cucak Rowo relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
 
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Rowo:
 
  • Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
  • Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
  • Berikan Jangkrik 5 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
  • Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
  • Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
  • Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
  • Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
  • Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF.
  • Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
  • Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
  • Buah Segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum'at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
  • Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
  • Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
  • Berikan buah pisang yang yang telah diolesi Madu setiap hari Sabtu.
PENANGANAN APABILA BURUNG CUCAK ROWO OVER BIRAHI
  • Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore.
  • Bisa diberikan 2 ekor Ulat Bambu dalam 3 hari berturut-turut.
  • Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore.
  • Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja.
PENANGANAN APABILA BURUNG CUCAK ROWO KONDISINYA DROP
  • Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 8 pagi dan 4 sore.
  • Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu.
  • Mandi dibuat 2 hari sekali saja.
  • Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Cucak Rowo lain dahulu.
  • Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari.
 
PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK ROWO UNTUK LOMBA
 
Perawatan lomba untuk burung Cucak Rowo sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan hariannya. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung Cucak Rowo agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.
 
Kunci keberhasilan perawatan lomba untuk burung Cucak Rowo yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
 
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Cucak Rowo:
  • H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 8 ekor pagi dan 4 ekor sore.
  • H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
  • 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan Jangkrik 3 ekor dan Ulat Hongkong 10-20 ekor.
  • Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
  • Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
  • Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
 
PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK ROWO PASCA LOMBA
 
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
 
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Pasca Lomba untuk burung Cucak Rowo:
  1. Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
  2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
  3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
 
PERAWATAN DAN STELAN BURUNG CUCAK ROWO MABUNG
 
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung Cucak Rowo pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung cucak Rowo menjadi rusak.
 
Pada masa mabung, metabolisme tubuh burung Cucak Rowo meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung Cucak Rowo butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal.
 
Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
 
Berikut ini Pola Perawatan Masa Mabung untuk burung Cucak Rowo:
  • Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
  • Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
  • Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan  untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 10 ekor pagi dan 6 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
  • Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
  • Perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Disamping itu buah Pepaya banyak mengandung banyak vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
  • Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

SUARA MASTER YANG BAIK UNTUK BURUNG CUCAK ROWO
 
Irama lagu yang dimiliki burung Cucak Rowo memegang peranan yang sangat penting di dalam penilaian lomba burung Cucak Rowo. Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).

Memilih suara-suara master untuk burung Cucak Rowo janganlah terfokus hanya memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.
 
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan;
  • Kesesuaian irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burung andalan kita. Ketidaksesuaian suara master dengan burung akan menyebabkan lagu yang fals dan tidak enak didengar.
  • Mengikuti Trend Lagu yang ada. Misalnya tonjolan dan tembakan yang sedang digandrungi pada saat ini adalah tonjolan dengan speed rapat divariasikan dengan irama lagu yang ngeroll.
  • Variasi irama lagu yang mewah. Yang dimaksud irama lagu yang mewah disini bukanlah suara tonjolan yang keras, tetapi kita harus bisa memilih suara-suara master yang memiliki variasi speed yang selaras dan irama lagu yang memiliki cengkok dan mengalun.
Anak Cucak Rowo
Anakan Cucak Rowo
 
Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung berkicau. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan.
 
Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut. Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.

Sebenarnya;
Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.
 
Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau. Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.

Kunci keberhasilan dalam memaster burung Cucak Rowo adalah memaster burung dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).
 
Satu lagi yang terpenting, jangan lupa untuk selalu memperdengarkan suara-suara master tersebut secara berkala (Feedback) kepada burung Cucak Rowo tersebut. Supaya irama lagu yang sudah ada tidak hilang dan menjadi rusak.
 
Banyak wacana dan opini keliru yang berkembang mengenai jenis-jenis suara burung Cucak Rowo ini, tetapi tidak satupun dapat dibuktikan secara ilmiah. Terutama untuk suara ropel pada burung Cucak Rowo.
 
Hal ini terbukti;
Anakan dari hasil breeding pasangan burung Cucak Rowo yang bersuara Ropel, belum tentu akan bersuara Ropel seperti kedua indukannya.
Atau malah sebaliknya, dari indukan yang ”engkel” atau lebih dikenal dengan bersuara tunggal, belum tentu juga akan menghasilkan anakan burung Cucak Rowo yang bersuara engkel. Hal ini sudah sering dan banyak terjadi.
 
Fakta ini membuktikan bahwa:
Suara Ropel yang dihasilkan oleh burung Cucak Rowo adalah dampak dari proses pemasteran selama burung tersebut tumbuh besar.
 
Kedua indukan ropel akan mewarisi suara ropel kepada anak-anaknya apabila pada saat anakan tersebut menetas dan tumbuh besar, selalu mendengar suara ropel dari kedua indukannya tersebut. Inilah pentingnya proses pemasteran bagi burung Cucak Rowo.
 
Burung Cucak Rowo memiliki tingkat IQ yang standar, berbeda dengan burung-burung berkicau dari keluarga Turdidae yang memang dikenal lebih cerdas. Tetapi dengan metode dan tahapan-tahapan pemasteran yang tepat, proses pemasteran burung Cucak Rowo sangat mudah dilakukan.
 
Perlu diingat, proses memaster sama dengan proses DOKTRIN. Sering di dengarkan, maka akan direkam dan ditirukan. Sangat alamiah.
 
Mungkin akan timbul pertanyaan, bagaimana, kapan dan pada usia berapa burung Cucak Rowo harus kita master?  Hampir semua burung berkicau dapat di master dengan suara yang kita inginkan, tetapi apabila proses memaster dari usia dini dan usia muda, maka akan memperoleh hasil yang lebih optimal. Karena memori burung pada usia dini masih kosong, sehingga sangatlah mudah untuk men-doktrinnya. Akan tetapi kita juga dapat memaster dan merubah suara dari burung yang telah berumur dewasa, tetapi dengan metode dan tahapan-tahapan yang benar. Masalah waktu bukanlah suatu kendala untuk suatu keberhasilan.
 
Akhirnya, inilah fakta yang membuat semua wacana dan opini keliru yang berkembang tentang asal usul suara ropel dapat ditepis dengan sangat mudah.