Kamis, 10 November 2011

Burung Gereja

Burung Gereja sejenis burung pipit yang tersebar di kebanyakan kawasan Eropa dan Siberia, dan kawasan-kawasan di Asia. Burung kecil pemakan biji-bijian dari sub famili passerinae dari famili burung manyar (Ploceidae). Ada 8 genus. 5 diantaranya terdapat di Afrika, tiga lainnya, burung gereja sejati (passer), burung gereja batu karang (Petronia) dan bondol Salju (Montifringila). Burung gereja yang biasa kita lihat selama ini adalah burung gereja yang bernama ilmiah (Passer Domesticus). Penamaan "Burung Gereja" di benua Amerika karena kebiasaanya tinggal di atap-atap gereja dan bangunan. Burung gereja merupakan burung polygami yang mempunyai suara monoton, namun jika dibawakan pada saat memperebutkan pakan atau betina, maka suara yang dibawakan akan terdengar ramai dan enak didengar, sehingga acapkali oleh para pemain burung lomba dijadikan master bagi burung akan dilombakan, karena suara yang dibawakan berkarakter rapat dan tegas.


Burung Gereja memiliki ukuran kurang lebih 12.5 - 14 sentimeter, di eropa sulit dibedakan dengan Burung Pipit Rumah (House Sparrow ). Burung Gereja dapat dibedakan dengan melihat kepala dan tengkuknya yang berwarna kecoklatan dan warna hitam di sekitar muka, warna hitam yang berbentuk tiga segi pada pipinya yang putih, serta jalur kembar yang sempit dan yang berwarna putih pada sayapnya, Ukuran burung ini juga lebih kecil dan gerakan yang lebih dinamis. Warna paruhnya dapat berubah-ubah sesuai dengan musim, coklat pada musin hujan dan hitam pekat pada musin panas. Dagu dan lehernya hitam. Kakinya coklat pucat.


Bentuk burung jantan dan betina hampir sama, sedangkan anak burung gereja, walaupun masih di dalam sarang, juga amat serupa dengan ibu bapanya. Bagaimanapun, warnanya lebih pucat, dan corak muka anak burung tidak begitu ketara. Warna bagian dada dan perutnya lebih berwarna kecoklatan.

Suara Burung Gereja lebih monoton namun pada saat bertarung akan melantunkan suara yang baik untuk menjadi isian bagi burung lomba karena disuarakan dengan jelas, enak di dengar dan dibawakan dengan nada yang panjang.

Habitat
Burung gereja biasanya hidup dalam satu koloni, burung gereja pohon (Passer Montanus) bersarang di dalam liang. Burung gereja coklat kemerahan (P. Eminibey) terkenal sering mengambil alih sarang burung gereja lain dan burung manyar. Burung gereja sejati (P. Domesticus) yang biasa kita lihat, biasa bersarang di atap gedung dan perumahan.

Perilaku dalam Perkawinan
Pada burung gereja pohon Peragaan percumbuan menjelang perkawinan burung gereja adalah dengan sang jantan menawarkan tempat bersarang bagi sang betina. Sang jantan akan bercicit terus menerus disekitar sang betina sambil memperagakan tarian dengan membuka sayap dan berusaha memberikan makan yang dibawa oleh sang jantan. Terkadang sang betina yang tidak menyukai pasangan jantan akan marah sehingga akan timbul pertarungan yang biasanya tidak sampai saling melukai. Perebutan betina oleh Burung gereja jantan juga menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan. Betina yang terpikat akan datang dan menengok sarang yang telah dipersiapkan oleh jantan, dan bila dia merasa puas atau nyaman dengan sarang yang dibuat sang jantan maka pasangan itupun akan melakukan perkawinan.

Pada burung gereja sejati (P. Domesticcus) yang kerap dapat kira jumpai di sekitar lingkungan kita. Jika diamati dengan seksama, burung gereja sejati akan membentuk seperti pagar betis, beberapa jantan akan berusaha untuk menarik perhatian dari seekor betina. Kemudian mereka akan bersama-sama hinggap pada pucuk pohon atau rumpun atau kabel , lalu para gereja jantan akan bercicit dengan penuh semangat dan mengembangkan sayapnya sebelum melangsungkan perkawinan. Betina kemudian akan di kawini oleh beberapa jantan secara bergiliran secara bergantian dalam waktu yang relatif singkat. Burung gereja memang burung polygami, sehingga kita terkadang akan menemukan satu sangkar yang berisi satu betina dengan beberapa penjantan.

Burung gereja saat ini merupakan salah satu burung pemaster yang gaya suara bertarungnya menjadi pilihan bagi penghobiest burung, khususnya burung branjangan, Anis Kembang dan burung jenis lainnya. Burung gereja yang dirawat oleh manusia dari kecil sampai dewasa akan memberikan satu nuansa alami bagi perawatnya sekaligus menjadi burung master bagi burung lomba atau burung lainnya.


berbagai sumber