Senin, 05 Desember 2011

Kisah Burung - Burung legenda diseluruh dunia


Ok, kali ini kita akan refreshing sedikit dengan artikel berikut ini yang mengetengahkan tentang burung - burung legenda yang ada ( terkenal ) diseluruh dunia yang mungkin saja berguna sebagai penambah pengetahuan kita :)

Burung - burung legendaris yang terkenal diseluruh dunia.


FENGHUANG

Pada awalnya Fenghuang digambarkan sebagai dua ekor burung dimana yang jantan disebut Feng 鳳 dan yang betina disebut Huang 凰, mulai muncul pada awal dinasti Shang (sekitar 4.000 tahun yang lalu). Pada masa dinasti Han (2.200 tahun yang lalu) dua burung ini sering digambarkan saling berhadapan satu dengan yang lain. Namun pada masa dinasti Yuan kedua sosok ini digabungkan dan secara general disebut sebagai Pheonix atau Raja Para Burung dan dijadikan simbol Permaisuri dimana Naga menjadi simbol Raja.
Namun semenjak masa Raja Jiajing (1522 - 1566) burung ini kembali dijadikan dua sosok yang berbeda. Yang jantan dapat dikenali dari 5 / 3 bulu ekor (lima / tiga ~ ganjil ~ yang) sementara yang betina memiliki 2 bulu ekor (satu ~ genap ~ yin).

 

Fenghuang dalam bahasa jepang ho-o , merupakan burung legendaris yang unik dengan rupa asli yang luar biasa.


According to scripture Erya - chapter 17 Shiniao, Fenghuang is said to be made up of the beak of a rooster, the face of a swallow, the forehead of a fowl, the neck of a snake, the breast of a goose, the back of a tortoise, the hindquarters of a stag and the tail of a fish.[1] Today, however, it is often described as a composite of many birds including the head of a golden pheasant, the body of a mandarin duck, the tail of a peacock, the legs of a crane, the mouth of a parrot, and the wings of a swallow.

Its body symbolizes the six celestial bodies. The head is the sky, the eyes are the sun, the back is the moon, the wings are the wind, the feet are the earth, and the tail is the planets. Its feathers contain the five fundamental colors: black, white, red, blue and yellow. It is also sometimes depicted as having three legs.
Fenghuang tidak memiliki koneksi dengan Pheonix dari tradisi barat yang berasal dari mitologi Mesir, karena dalam mitologi mesir Pheonix digambarkan sebagai burung prehistorik Bennu Heron. Berbeda dengan Fenghuang yang digambarkan sebagai chimera (makhluk yang wujudnya terdiri dari beberapa binatang sekaligus), Pheonix dalam mitologi mesir labih menyerupai heron atau elang.

 JATAYU

Jatayu (Sansekerta: जटायू,; Jatāyū) adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana, putera dari Sang Aruna dan keponakan dari Sang Garuda. Ia merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana. Ia berusaha melawan tetapi kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa Dewi Sita istrinya, diculik.



Setelah Jatayu menghembuskan nafas terakhirnya, Sang Rama bersabda:

“ Hé Jatayu mahā dibya, wênang dharaka ring hurip, sangka ryasih ta mamitra, bapangku kalulut têmên, tumuluy têka ring putra, ah ō dibyanta hé kaga. Sêdêng tat mahurip nguni, bapangku mahurip hidêp, ri pêjah ta kunêng mangke, menyak uwuh-uwuh. (Kakawin Ramayana) ”

terjemahan:
“ Hai jatayu yang maha mulia, sungguh kuat dikau memepertahankan jiwa. Karena cinta kasihmu bersahabat terhadap ayahku lekat sekali, berkelanjutan sampai kepada aku, puteranya. Amatlah mulia wahai dikau burung perkasa. Tatkala engkau masih hidup tadi, ayahku kurasakan masih hidup, sekarang ketika engkau telah meninggal, sungguh bertambah sedih hatiku. ”


Tempat dimana Sri Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan JatayuMangalam, sekarang dikenal sebagai ChadayaMangalam, terletak di Distrik Kollam, Kerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai JatayuPara, diambil dari nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai obyek wisata.

Dipercaya Jatayu merupakan anak dari Garuda dan merupakan keponakan dari Naga.

HUMA

Burung Huma (Persia : هما) adalah burung legendaris dari fabel sufi yang dikatakan tidak pernah beristirahat, menghabiskan seluruh hidupnya terbang mengelilingi bumi dan tidak pernah mendarat (ada juga legenda yang mengatakan dia tidak memiliki kaki). Kata huma berasal dari dua kata yang brbeda, "hu" melambangkan jiwa dan "ma" melambangkan air. Dalam mitologi Turkin huma memiliki persamaan dengan burung kumay atau umay, dimana umay adalah dewi kesuburan dan keperawanan.
Dalam beberapa legenda, huma digambarkan memiliki kemampuan seperti burung pheonix dimana dia membakar dirinya sendiri dalam jangka waktu beberapa ratus tahun dan lahir kembali dari abu ang ditinggalkannya. Dikatakan juga burung ini memiliki dua jiwa dalam satu tubuh (pria dan wanita) dimana setiap jiwanya memiliki satu sayap dan satu kaki.


Huma juga memiliki reputasi sebagai burung pembawa keberuntungan dimana dipercaya setiap bayangannya jatuh dikepala seseorang maka orang tersebut akan menjadi raja. Karena itu, bulu yang menghiasi sorban seorang raja dipercaya merupakan bulu dari burung huhma.

Dalam tradisi sufi, menangkap huma merupakan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Namun menangkap bayangan atau sosoknya dipercaya dapat membuat orang itu bahagia seumur hidupnya. Orang yang mampu menangkap huma tidak akan bertahan hidup lebih dari empat puluh hari.

YATAGARASU

Dalam mitologi jepang, yatagarasu (八咫烏, "eight-span crow") adalah seekor burung gagak yang kemunculannya merupakan perwujudan kehendak surga atau campur tangan dewa dalam permasalahan manusia. Walaupun tidak ada keterangan jelas, yatagarasu dipercaya merupakan penjelmaan Taketsunimi no Mikoto.



Yatagarasu merupakan hewan peliharaan dewi matahari Amaterasu dalam dokumen kuno berjudul Nihon Shoki (日本書紀) dan Kojiki (古事記) yang bertugas menjaga matahari dan mengawal kaisar Jimmu. Dalam tugasnya mengawal kaisar Jimmu, yatagarasu berperan penting dalam memberi paduan arah kaisar dan pasukannya dalam sebuah ekspedisi penaklukan ke timur.



Sejauh ini jumlah kaki yatagarasu masih merupakan kontroversi karena beberapa sumber tidak menyebutkan jumlah kaki yatagarasu sama sekali.

Kontroversi lainnya, ada sebuah kerancuan antara yatagarasu dan burung layang-layang emas. Karena dalam dokumen kojiki walaupun yatagarasu muncul dalam cerita, tidak disebutkan bahwa dialah yang membimbing kaisar Jimmu melainkan sang burung layang-layang.


GARUDA

Garuda (Sanskerta: Garuḍa dan Bahasa Pāli Garula) adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.


Bangsa Jepang juga mengenal Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.

Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung, wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan Kaśyapa dan Winatā, salah seorang putri Dakṣa. Ia musuh bebuyutan para ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar dengan sesama istri dan atasannya, yaitu Kadru, ibu para ular.

Sinar Garuda sangat terang sehingga para dewa mengiranya Agni (Dewa Api) dan memujanya. Garuda seringkali dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh, tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya berwarna keemasan.

Ia memiliki putera bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.

--------------------------------------------------------------------------

Garudeya
Rangkaian relief pada candi kidal menggambarkan kisah Garudeya diawali pada dinding sebelah kiri candi di mana Sang Garuda sedang bertarung dengan para naga. Candi Kidal letaknya di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Setelah dipugar, ukurannya panjang 10,8 m, lebar 8,36 m, tinggi 12,26 m. Tinggi aslinya 17 m. Candi Kidal adalah pendharmaan Raja Anusapati yang wafat pada tahun 1248 M.Nama Kidal mungkin berasal dari bentuk relief-relief candi yang tidak lazim, di mana umumnya hiasan/relief pada suatu candi bersifat pradaksina (Sansekerta = searah jarum jam, dari kanan ke kiri ) tetapi Candi Kidal ini justru bersifat prasawya (Sansekerta = berlawanan dengan arah jarum jam, dari kiri ke kanan / seperti arah jarum jam bagi pengikut Islam & peradaban Nusantara Baru saat ini ).

Add caption
Kemudian pada dinding belakang candi tampak relief Sang Garuda sedang menjinjing guci bersifat amrtha. Pada dinding sebelah kanan candi terdapat pahatan relief yang menggambarkan Sang Garuda dengan ibundanya, dalam kitab Asatadasaparwa, Wrhatkatha, Garudamahapurana dan Adiparwa.Winata.Kisah Garudeya secara singkat adalah dimulai dari kisah persaingan antara Kadru dan Winata, keduanya istri Kasyapa, orang bijak. Kadru adalah ibu dari para ular naga. Sedang Winata adalah ibu dari burung garuda. Keduanya berselisih mengenai warna kuda Uccaihsrawa yang muncul bersama air amrtha ketika samudra purba diaduk. Kadru menganggap warna kuda adalah hitam, sedang Winata menganggap warna kuda itu adalah putih. Dari sengitnya perselisihan pendapat, akhirnya keduanya sepakat untuk bertaruh, yang kalah akan menjadi budak yang menang. Para ular naga tahu bahwa ibu mereka salah. Mereka memberitahu ibunya. Kadru kemudian membuat rencana agar anak-anaknya mengubah warna kuda Uccaihsrawa dengan bisanya. Usaha ibu beranak itu pun berhasil. Winata kalah dan dijadikan budak oleh Kadru.


Di Bandara Svarnabhumi (Bangkok)ada patung yang menceritakan tentang tirta amarta ini juga.Dalam buku berbahasa Thai berjudul Lokadipani tulisan Phra Dhammadhirajamahamuni Maka, berlagalah kedua makhluk dahsyat itu dengan serunya. Segala jurus dan usaha dari nagaraja untuk membelit dan menundukkan raja garuda selalu gagal. Dengan lincah dan ligatnya garuda menghindar dan membalas serangan sang naga. Api berbisa yang berkobar-kobar pun seolah-olah bagaikan angin sepoi-sepoi dirasakan garuda.

PHOENIX

Phoenix dalam budaya barat diperkenalkan dari mitologi Yunani, dimana kata pheonix memiliki arti merah keunguan atau crimson.



Pheonix digambarkan burung matahari dengan bulu berwarna-warni indah laksana pelangi dan memiliki ekor panjang dengan warna keemasan atau merah tua. Memiliki masa hidup 500tahun - 1000tahun sekali dimana pada akhir masa hidupnya ia membangun sebuah sarang ditempat yang tidak terusik manusia untuk kemudian membakar dirinya sendiri. Telur baru akan muncul dari abunya dan seiring dengan berjalannya waktu telur tersebut akan menetas menjadi pheonix baru, dalam beberapa tradisi disebutkan pheonix baru akan membawa sisa abu tadi dan menyerahkannya kepada dewa Helios ~ dewa matahari dalam mitologi yunani.



Memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri maupun menyembuhkan luka makhluk lain dengan tetes air matanya. Memiliki suara indah laksana sebuah nyanyian yang mampu memikat dewa helios.

Tinggal didekat sumber air dan memandikan dirinya setiap senja sambil bernyanyi. Dalam mitologi, dewa helios terpikat dengan keindahan suaranya dan selalu menghentikan keretanya (matahari) untuk mendengarkannya setiap hari. Karenanya disebutkan senja adalah masa terindah dari matahari karena dia sedang diam dan tersenyum teduh mendengar nyanyian sang pheonix.


ALKONOST, SIRIN & GAMAIU

Dalam mitologi Rusia, ada kisah mengenai tiga burung separuh wanita
Alkonost , Sirin dan Gamaiu / Gamayun
Alkonost
Dengan badan seekor burung, alkonost memiliki kepala dan dada seorang wanita. Memiliki nama yang berasal dari tokoh mitologi manusia separuh dewa Alcyone yang dirubah oleh para dewa menjadi seekor ikan kingfisher.

Alkonost bereproduksi dengan cara bertelur dipinggiran pantai dan meletakkan mereka kedalam air. Telur akan menetas setelah enam hingga tujuh hari dan akan mengakibatkan badai.

Alkonost dipercaya sebagai kehendak dewa, dimana dia hidup disurga dan akan turun kebumi untuk menyampaikan pesan dewa kepada manusia. Dia memiliki suara nyanyian yang sangat indah yang menandakan masa depan cerah dan bersifat positif, namun semua orang yang mendengarnya akan melupakan apapun saat itu. Alkonost memiliki image sebagai burung kebahagiaan, bertolak belakang dengan burung penderitaan : sirin.


Alkonost dan Sirin

Sirin
Mngambil bentuk yang tidak jauh dari akonost, sirin mendapat namanya berdasarkan mitologi yunani : siren. Sebagai representasi dari kehendak dewa dan keseimbangan dunia.

Seperti alkonost, sirin dipercaya memiliki suara nyanyian yang indah dan mampu memikat manusia. Namun lagunya dapat membuat manusia terus mengikutinya dan akan menginggal secara perlahan.
Gamaiun / Gamayun
Burung surgawi yang memiliki ukuran besar dan kerap kali digambarkan berwarna putih ini, hampir menyerupai alkonost dan sirin. Memiliki bentuk burung namun dengan kepala dan dada seorang wanita.



Memiliki image sebagai burung kebijaksanaan dan pengetahuan, nyanyiannya merupakan pertanda akan datangnya kebahagiaan. Tinggal jauh dibagian timur bumi, gamayun satu-satunya burung dalam mitologi rusia yang tidak tinggal di surga melainkan hanya didekat surga.

 

HARPY

Dalam mitologi yunani, (Latin: harpeia, Greek: ἅρπυια, harpūia) adalah satu makhluk bersayap yang selalu mencuri makanan dari sang peramal ~ Phineas. Saudara perempuan dari Iris dan anak dari Thaumas dan Electra.


Menurut mitologi, phineas merupakan seorang peramal dengan kemampuan yang luar biasa. Karena kasihan kepada manusia, phineas mengungkapkan masa depan terlalu banyak dan hal itu mengakibatkan zeus murka. Sebagai hukumannya, zeus membuatnya buta dan menempatkannya disebuah pulau bersama para harpy. Disediakannya sebuah meja yang penuh makanan, namun phineas tidak pernah dapat memuaskan rasa laparnya karena makanan yang diambilnya akan selalu diambil oleh para harpy. Deritanya baru berakhir ketika Jason dan awak kapal Argonauts  menjebak para harpy dan membunuh mereka.

Hanya ada dua harpy : Aello & Celeano / Podarge & Ocypete, walau sering ditemukan banyak kesalahan dimana disebutkan ada 3 ekor harpy.


sumber dan bahan referensi:
wikimedia
www.indoforum.org