Rabu, 28 Maret 2012

PROSPEK DAN POTENSI JAHE GAJAH



Prospek Usaha Jahe Gajah memiliki masa depan yang cukup cerah. Jahe gajah banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran makanan, minuman, kosmetika dan bahan baku dalam kegiatan industri. Semakin pesatnya kegiatan industri obat-obatan modern, tradisional dan industri-industri lain yang bermunculan dengan menggunakan bahan baku jahe menyebabkan permintaan komoditi ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Jahe gajah tidak hanya berprospek didalam negeri saja tetapi juga memiliki peluang besar untuk diserap oleh pasar internasional. Jahe gajah berpotensi sebagai komoditas export yang dikirim dalam bentuk segar, kering, asinan ,minyak atsiri dan oleoresin. Negara pengimport jahe gajah saat ini adalah Singapura, Jepang, Jerman, USA, Kanada, Maroko, Perancis, Hongkong dan Belanda. Dengan demikian Usaha jahe Gajah memiliki prospek dan potensi usaha yang cukup menjanjikan.


Tanaman Jahe Gajah,Foto Koleksi Deptan

Jahe gajah sangat besar peluangnya untuk dikembangkan di Indonesia karena didukung oleh iklim, kondisi tanah dan letak geografis yang cocok bagi pembudidayaan tanaman ini. Disamping itu dengan adanya ketersediaan lahan yang luas dan melimpahnya sumberdaya manusia sangat memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas yang maximal. Jahe gajah memiliki prospek dan potensi produksi cukup tinggi yaitu mencapai 25 ton / hektar bahkan dengan teknologi intensif hasil produksi mencapai 60 ton / hektar. Oleh karena itu jahe gajah dapat lebih dikembangkan sebagai salah satu komoditas unggulan yang mampu memberikan harapan dan nilai ekonomis yang tinggi.

Jahe Gajah Siap Dipasarkan
MANFAAT DAN KEGUNAAN JAHE GAJAH

Prospek dan Potensi usaha Jahe gajah bisa dianalisa dari aneka ragam manfaat dan kegunaan Jahe Gajah yang bermacam-macam.
1. Asinan Jahe dalam Kemasan di Jepang

Didalam rimpang jahe kering mengandung pati sekitar 58%, protein 8%, oleoresin 3%-5% dan minyak atsiri 1%-3%. Minyak atsiri adalah minyak yang gampang menguap dan memberikan bau khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama yang berupa senyawa zingiberen dan zingiberol. Penyebab rasa pedas dan pahit pada jahe adalah senyawa oleoresin.

Kandungan nutrisi ( gizi ) dalam setiap 100 gram jahe mengandung kalori 51,00kal , protein 1,50g , lemak 1,00g , karbohidrat 10,10g , kalsium 21,00mg , fosfor 39,00mg , zat besi 1,60mg , vitamin A 30,00SI , vitamin B 1 0,02mg , vitamin C 4,00mg , air 86,20g , bagian yang dapat dimakan 97,00%.

2. Jahe gajah dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat diantaranya adalah obat perangsang selaput lendir besar, rematik, sakit kepala, perangsang gerakan usus, pencernaan dan perut kembung, batuk kering, peluruh keringat, sakit tenggorokan, mulas dan salesma lambung.

3. Jahe gajah juga digunakan sebagai bahan pembuatan bir jahe ( ginger beer ) dan anggur jahe ( binger wine ). Didalam minyak jahe terkandung berbagai senyawa seperti kurkumen, pinen, felandren, linalool, bormeol, sitral, kamfen, farnesen, seskuiterpen, , sineol, metilheptenon,alcohol dan aldehid yang dimanfaatkan secara luas dalam industri makanan dan minuman.

4. Jahe gajah dikonsumsi sebagai bumbu dapur bermacam-macam masakan mulai dari bumbu opor, gule, sayur oseng dan lain-lain, selain itu juga dapat dibuat menjadi berbagai macam produk olahan untuk export misalnya jahe kering ( dried ginger ), minyak jahe ( ginger oil ), bubuk jahe, oleoresin jahe dan asinan jahe ( salted ginger ). Jahe gajah asinan banyak diminta oleh negara Jepang

5. Minuman Jahe Segar
SEKILAS BUDIDAYA JAHE GAJAH

Jahe Gajah Muda

Jahe gajah dapat tumbuh bagus apabila ditanam didataran dengan ketinggian 400 s/d 800 dpl. dengan suhu berkisar 20 – 30 derajat Celcius. Komoditi ini berproduksi dengan baik ditanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan PH 5,5 – 7. Jahe gajah menghendaki sinar matahari minimal 8 jam setiap hari dan kelembapan udara yang cukup tinggi dengan RH 60%-90%.

Jahe gajah diperbanyak secara vegetatif dengan rimpangnya. Bibit jahe berkualitas didapat dari tanaman induk tua minimal berumur 10 bulan, ditandai dengan daun tanaman yang sudah kering dan mati disemua bagian. Rimpang yang akan ditanam minimal memiliki dua mata tunas, tidak boleh cacat atau terserang penyakit. Dalam satu hektar dibutuhkan kira-kira 1,2 ton rimpang bibit jahe.

Sebelum dilakukan penanaman lahan harus diolah dan dibuat bedengan. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur tanah, mempercepat pelapukan, memberantas gulma, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, meratakan tanah serta memperbaiki drainase. Sementara pembuatan bedengan bertujuan untuk memperoleh lapisan tanah atas yang tebal dan memudahkan pemeliharaan tanaman.

Jahe gajah ditanam awal musim penghujan dengan pola tanam secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman jahe gajah dengan tanaman yang lain misalnya bawang merah atau cabe rawit. Tujuan tumpangsari adalah untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan.

Jahe gajah agar pertumbuhannya maximal maka perlu dilakukan pemeliharaan tanaman.Salah satunya adalah dengan memperhatikan system pengairan terutama selama fase pertumbuhan awal karena jahe gajah butuh air yang memadai. Pengairan harus dilakukan secara kontinu dan dikurangi hingga fase penuaan rimpang. Tanah yang terlalu basah membuat rimpang busuk.

Apabila tanaman bermasalah maka perlu diganti dengan cara penyulaman yang bertujuan agar jumlah populasi tetap. Penyiangan dilaksanakan apabila pertumbuhan gulma sudah dirasa mengganggu tanaman. Agar tanaman jahe tidak rebah maka perlu dilakukan pembubunan pada saat tanaman berumur 1-1,5 bulan.

Jahe gajah dalam masa pertumbuhannya juga tidak luput dari hama dan penyakit. Hama yang kerap menyerang adalah lalat rimpang Mimegrala coeruleifrons yang memakan seluruh bagian rimpang, lalat rimpang eumerus figurans walker yang memakan bagian lunak rimpang penyebab tanaman layu dan keropos serta lalat lamprolonchaea sp yang menyerang rimpang hingga menjadi busuk.

Penyakit yang sering menyerang adalah bakteri pseudomonas zingiberi menyebabkan bagian pangkal batang semu membusuk dan rebah, Cendawan phyllosticta zingiberi ramak yang dapat menyebabkan daun rusak, menguning kemudian mengecil dan Cendawan pythium yang menyebabkan pembusukan rimpang jahe yaitu busuk basah atau busuk lunak.
Jahe gajah dipanen apabila telah tua dan berumur minimal 10 bulan. Ciri fisik yang nampak yaitu apabila rimpang ditekan terasa sangat keras dan susah untuk dikelupas kulitnya dengan tangan. Warna pada kulit luar kelihatan segar kekuningan, mengkilat dan tidak ada warna kemerahan pada ujung rimpang.

Jahe gajah yang dipanen muda untuk asinan, dilakukan saat tanaman berumur 3 s/d 4 bulan. Ciri-ciri fisik yang nampak adalah rumpun tanaman masih hijau, rimpang gemuk, ujung-ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan, beranak banyak dan bila rimpang dipotong maka belum kelihatan serat-seratnya.

Jahe gajah dipanen dengan membongkar tanah secara keseluruhan menggunakan garpu tangan. Pembongkaran tidak dianjurkan memakai cangkul agar dapat dihindari jahe terpotong karena tercangkul. Jahe yang patah atau rusak menyebabkan masuk ke-grade export yang lebih rendah yang berarti nilai jualnya menjadi rendah pula.
Jahe gajah yang telah digrade dikumpulkan menjadi satu kemudian didiamkan selama 1- 2 hari digudang penampungan. Tujuannya agar tanah yang masih menempel dijahe menjadi kering dan luruh sehingga bersih tanah. Salah satu persyaratan export adalah jahe harus bersih dari tanah yang menempel di rimpang..
KRITERIA PASOKAN JAHE GAJAH

Jahe gajah usia 9 bulan atau indukan

Jahe gajah segar permintaan pasar lokal tidak diperlukan spesifikasi atau grade tertentu. Segala macam bentuk dan ukuran diterima asal dalam kondisi sehat dan segar. Jahe dipacking dengan menggunakan kemasan karung net atau karung goni isi 50 kg / karung.

Jahe gajah segar permintaan export dibagi menjadi tiga grade yaitu grade A , grade B dan grade C. Grade A memiliki berat 200 gram up / rimpangnya, bentuk rimpang besar dan gemuk serta warna kulit mengkilap. Grade B memiliki berat 100 gram up / rimpang dengan bentuk rimpang sedang. Grade C memiliki berat minimal 50 gram / rimpang dengan bentuk rimpang kecil-kecil.

Jahe gajah untuk export dibedakan menjadi dua macam yaitu jahe gajah segar bersih tanah dan jahe gajah segar bersih cuci. Bersih tanah artinya kondisi jahe yang diminta masih diperbolehkan memiliki kandungan tanah yang menempel pada jahe maximal 5%, sedangkan bersih cuci adalah jahe yang akan dikirim betul-betul bersih dari tanah setelah dilakukan pencucian.

Jahe gajah bersih cuci hanya diperuntukkan bagi grade A saja. Pada waktu proses pencucian harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai terjadi pengelupasan kulit, disamping menurunkan mutu jahe juga rawan terkena penyakit. Jahe yang terkelupas kulitnya saat pencucian biasanya jahe gajah muda yang ikut terpanen.
Jahe gajah yg telah dicuci dikeringanginkan dengan tidak terkena sinar matahari langsung karena menyebabkan penyusutan. Jahe gajah bersih cuci dipacking menggunakan kemasan kardus isi 20 kg sementara jahe gajah bersih tanah yang sudah digrade dikemas dengan waring / karung net berisi 12 kg atau 50 kg sesuai grade. Dibutuhkan ± 28 ton jahe gajah untuk mengisi 1 container 40 feet.

Jahe gajah yang diminta dalam bentuk kering berupa rajangan jahe gajah kering dengan kadar air 17%. Untuk mendapatkan jahe kering berkualitas diperlukan jahe segar yang betul-betul tua. Setelah dirajang jahe dijemur dengan bantuan sinar matahari. Dari 8 kg jahe gajah segar tua setelah diproses biasanya didapatkan 1 kg jahe kering. Rajangan kering dikemas dengan karung goni isi 50 kg s/d 100 kg.

Jahe gajah permintaan asinan didapatkan dari jahe gajah muda yang berumur 3 s/d 4 bulan dengan kondisi tanaman yang masih hijau. Kriteria jahe gajah untuk asinan adalah jahe gajah muda dalam keadaan segar, tidak berpenyakit, memiliki rimpang yang gemuk dan belum berserat dan ujung rimpang masih berwarna kemerah-merahan.

Salah satu Model Tumpangsari Jahe Gajah,Foto Koleksi Sutanmuda

ANALISI DAN RINCIAN ANGGARAN BUDI DAYA JAHE GAJAH

Modal Tetap berjalan 1 kali musim tanam
  • Bibit 2000 kg x @ Rp.12.000,- = Rp. 24.000.000,-
  • Pupuk Urea 65kg x @ Rp.5.000,- = Rp. 325.000,-
  • KCL 160 kg x @ Rp.5.500,- = Rp. 880.000,-
  • Kompos 3000kg x @ Rp.5.000,- = Rp. 15.000.000,-
  • Pupuk Kandang 3000kg x @ Rp. 5.000,- = Rp 15.000.000,-
  • Obat 20kg x @ Rp. 75.000,- = Rp. 1.500.000,-
  • Solar Diesel 20 liter x 30 hari x 3 bulan x @ Rp.4.000,- = Rp. 7.200.000,-
  • Karung Packing 315 Karung x @ Rp. 25.000,- = Rp. 7.875.000,-
  • Listrik 4 bulan x @ Rp. 350.000,- = Rp. 1.400.000,-

Total = Rp. 73.180.000,-

Modal Awal lahan dan tempat
  • Tanah luas 63.000m2 x @ Rp.15.000,-/m2 = Rp 945.000.000,-
  • Gudang Penyimpanan 12m x 10m x @ Rp.1.000.000,-/m2 = Rp. 120.000.000,-
  • Rumah Penyemaian Bibit 8m x 10m x @ Rp. 950.000,-/m2 = Rp. 76.000.000,-
  • Total = Rp.1.141.000.000,-

Modal Awal alat
  • Honda Water Pump 2 buah x @ Rp 3.250.000,- = Rp. 7.500.000,-
  • Ember Siram Pupuk 8 x @ Rp.35.000,- = Rp. 280.000,-
  • Alat Semprot Pestisida 9 x @ Rp.850.000,- = Rp. 7.650.000,-
  • Tractor Kubota 2 x @ Rp. 15.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
  • Ember Besar Cuci Panen 20 x @ Rp.45.000,- = Rp 900.000,-
  • Keranjang Panen 30 x @ Rp. 35.000,- = Rp. 1.050.000,-
  • Timbangan 1 buah x @Rp. 950.000,- = Rp. 950.000,-
  • Instalasi Listrik 2.800watt = Rp. 4.800.000,-
  • Garu Taman 30 buah x Rp.7.500,- = Rp. 225.000,-
  • Pompa Air Jet Pump Sanyo 50m 1 buah x @ Rp. 7.650.000,- = Rp. 7.650.000,-
  • Sumur Bor 50m x @ Rp. 250.000,-/m2 = Rp. 12.500.000,-
  • Tandon Air 2.300 liter 1 buah x @ Rp. 2.500.000,- = Rp. 2.500.000,-
  • Tiang Tandon air tinggi 8 m x lebar 5m x 5m x @ Rp. 50.000,-/m3 = Rp. 10.000.000,-
  • Selang Air Tandon 100 m x @ 7.500,-/m = Rp. 750.000,-
  • Selang Honda Water Pump 300m x @ Rp. 23.500,-/m = Rp. 7.050.000,-
  • Terpal 5 buah besar @ Rp.450.000,- = Rp. 2.250.000,-
  • Cangkul 20 buah @ Rp. 65.000,- = Rp. 1.300.000,-
  • Arit Rumput 10 buah @ 12.500,- = Rp. 125.000,-

Total = Rp. 97.480.000,-

Tenaga Kerja
  • Tenaga Tanam 20 orang x 7 hari x @Rp.35.000,- = Rp. 4.900.000,-
  • Tenaga Perawatan 10 orang x 120 hari x @ Rp.35.000,- = Rp 42.000.000,-
  • Tenaga Panen 50 orang x 14 hari x Rp.35.000,- = Rp. 24.500.000,-

Total = Rp. 71.400.000,-

Total Keseluruhan Modal Usaha = Rp. 1.383.060.000,-
Estimasi Penyusutan Alat dan Bangunan
= Total Alat + Nilai Gudang + Nilai Rumah Penyemaian
= Rp. 97.480.000,- + Rp. 120.000.000,- + Rp. 76.000.000,-
= Rp. 293.480.000,- x 1.5%/tahun = Rp. 44.022.000,-/tahun

Estimasi Profit per 4 bulan
= ( Hasil Panen x harga jual ) – ( Penyusutan per tahun dibagi 3 musim panen ) – total tenaga kerja – total modal tetap berjalan satu musim tanam
= ( minimal 25.000kg x Rp. 12.500,-/kg ) – ( Rp. 44.022.000,- : 3 musim )
= Rp.312.500.000,- – Rp. 14.674.000,- – Rp. 71.400.000,- – Rp. 73.180.000,-
= Rp. 153.246.000,-
Profit = Rp. 153.246.000,-/ musim tanam / 3 bln
Profit per bulan Rp. 51.082.000,-/Bln

Modal awal senilai Rp. 1.383.060.000,-
akan dapat kembali pada :
= Rp. 1.383.060.000,- : Rp. 51.082.000,- = 28 bulan / 2 tahun lebih 4 bulan.

Informasi Lebih Lengkap Mengenai Budi Daya Dan Usaha Jahe Gajah Bisa melakukan Kontak dengan :

Arie Ferdiansyah
Jl. Raya Sidoharjo 240
Dusun Wadung Rt 4 Rw 3
Desa Sidoharjo,Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban,Jawa Timur,62365
+62 856 49842128
+62 8125228702