Selasa, 10 Juli 2012


Ayam kampung merupakan komoditas perdagangan yang banyak dicari orang, namun sebagian besar usaha peternakan ayam kampung dilakukan dengan cara tradisional. Meski demikian permintaan bibit ayam kampung terus saja ada dan itu dipenuhi dari sistem penetasan telur ayam secara alami atau dierami oleh induknya. Untuk produksi massal penetasan telur semacam ini tidak ekonomis. Di lain sisi permintaan terus meningkat. Sebagai bisnis, penetasan telur ayam dengan menggunakan mesin tetas telur menjadi pilihan.


Dari segi ekonomis menetaskan telur ayam menggunakan mesin penetas telur lebih memungkinkan dikembangkan sebagai sebuah usaha. Penetasan telur ayam sebenarnya lebih mudah dibandingkan dengan penetasan telur itik. Ada beberapa hal yang membuatpenetasan telur ayam lebih mudah daripada penetasan telur itik antara lain pada penetasan telur itik diperlukan kelembaban udara yang lebih tinggi sedangkan pada penetasan telur ayam lebih rendah, sehingga dalam menetaskan telur ayam tidak perlu disemprot dengan air.



Dari segi waktu , telur ayam akan menetas setelah dierami selama 21 hari sedangkan telur itik 28 hari. Dengan demikian dari segi biaya operasional akan lebih murah usaha penetasan telur ayam ini. Sama dengan usaha penetasan telur itik, usaha penetasan telur ayam dapat dilakukan sebagai usaha sampingan rumah tangga, sebagai usaha profit oriented skala Usaha Kecil dan Menengah maupun usaha besar. Akan tetapi kesemuanya itu harus dilakukan dengan baik dengan pendekatan Majanemen Penetasan telur berbasis kualitas dan mutu yang baik.

Sebelum memulai usaha penetasan telur ayam ini perlu dipertimbangkan terlebih dahulu jenis telur ayam apa yang akan ditetaskan. Ada beberapa kebutuhan pasar ayam antara lain ayam petelur, ayam pedaging,ayam kampung, ayam hias (cemani, ayam mutiara, ayam kate dan lain-lain).

Masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan, tetapi dari segi manajemen penetasan dan operasionalnya hampir sama. Misalnya saja ayam pedaging dan ayam petelur, biasanya kelompok ayam ini dipelihara dalam jumlah yang besar oleh satu peternak, jumlahnya mencapai ribuan sehingga kebutuhan akan DOC (Day Old Chicken) juga besar. Daging dan telur kelompok ayam ini cukup banyak diminta oleh pasar. Akan tetapi biasanya peternak sudah mendapat suplai bibit dari industri DOC besar, sehingga bagi Usaha Kecil di bidang ini harus mampu bersaing dengan industri penetasan telur yang besar.

Proses Penetasan Telur Ayam

Ayam kampung nampaknya lebih memiliki peluang usaha bagi kelompok usaha kecil, permintaan daging ayam kampung dan telurnya juga cukup besar, tetapi pemain besar belum begitu banyak terjun dalam bidang ini. Ayam hias sebenarnya juga memiliki potensi cukup lumayan untuk ditekuni, meski pasar ayam hias tidak seluas untuk kebutuhan konsumsi. Harga anakan maupun ayam hias yang sudah dewasa relatif lebih mahal dibandingkan dengan ayam konsumsi. Dengan Biaya Operasional penetasan yang hampir sama tetapi harganya lebih mahal, hal ini merupakan peluang untuk ditekuni.
Persiapan Penetasan Telur Ayam

Sebelum anda memulai bisnis penetasan telur ayam kampung, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Persiapan dalam usaha penatasan telur ayam meliputi beberapa hal antara lain :
1. Persiapan Tempat Untuk Penetasan Telur, Tempat untuk penetasan telur ayam diupayakan cukup luas dengan tidak terkena panas matahari secara langsung dan tidak terkena angin yang dapat menyebabkan perubahan suhu secara mencolok. Selain itu diupayakan lingkungan tempat penetasan memiliki sanitasi yang bagus dan tidak mengandung bibit-bibit penyakit. Sanitasi yang buruk akan mempengaruhi prosentase penetasan telur.

2. Persiapan Mesin Penetas, Pilihlah mesin penetas telur yang baik dan sesuai dengan kebutuhan. Mesin tetas yang baik adalah yang memiliki prosentase penetasan yang tinggi, walaupun prosentase penetasan yang tinggi tidak hanya dipengaruhi oleh mesin penetas saja, tetapi juga dipengaruhi oleh bibit yang baik, pemeliharaan selama pengeraman dan lain-lain. Banyak produk mesin penetas telur dijual di pasaran.

Mesin penetas telur juga harus disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhan penetasan telur hanya 100 butir per periode, tidak efektif kalau kita gunakan mesin penetas berkapasitas 500 butir. Karena akan boros biaya untuk listrik dan operasional lainnya.

Jika anda membeli mesin penetas telur, periksa dengan seksama kelengkapan mesin tetas dan pastikan dapat beroperasi dengan baik dengan suhu dan kelembaban yang tepat sebelum telur dimasukkan. Suhu ideal ruang mesin tetas pada kisaran 37-38 derajat Celcius, meski telur dapat menetas pada suhu antara 36 sampai dengan 40 derajat celsius.

3. Persiapan Telur dan indukan, Jika anda menyediakan indukan ayam sendiri untuk ditetaskan telurnya, carilah indukan yang memiliki umur yang cukup, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, selain itu diupayakan telur tidak disimpan terlalu lama. Semakin lama telur disimpan sebelum dieramkan akan menurun daya tetasnya. Diupayakan telur tidak disimpan lebih dari satu minggu sebelum ditetaskan. Jika anda membeli telur ayam untuk ditetaskan, belilah dari peternak langsung yang sudah diketahui asal-usul dan jenis indukannya. Membeli telur ayam di pasar untuk ditetaskan sangat beresiko, karena kita tidak pernah tahu asal-usulnya dan berapa lama telah disimpan.
Proses Penetasan Telur Ayam

Setelah segala persiapan dalam menetaskan telur selesai, langkah selanjutnya adalah proses Menetaskan telur dengan mesin penetas. Proses penetasan telur ayam tidak jauh berdeda dengan penetasan telur itik, atau telur ungas yang lain. Pada penetasan telur ayam tidak perlu melakukan penyemprotan dengan air hangat untuk menambah kelembaban ruang mesin tetas seperti penetasan telur itik.

Sebelum mensin penetas telur digunakan, pastikan beroperasi dengan baik, yang meliputi pemeriksaan suhu ruangan yang stabil, kelembaban,dan lain sebagainya. Setelah mesin tetas siap beroperasi baru telur-telur dimasukkan.

1. Pemasukan Telur Pada Mesin Tetas
Pemasukan Telur ke dalam mesin tetas setelah dipastikan mesin tetas benar-benar siap untuk dipergunakan, parameter kesiapan mesin tetas adalah suhu sudah sesuai dengan standard, kelembapan udara cukup ideal, tidak ada lubang yang akan mengurangi performa mesin tetas Sebelumnya mesin tetas telah disemprot dengan disinfectant terlebih dahulu. Bersihkan telur-telur ayam dari berbagai macam kotoran dan bakteri.

Telur yang bersih menghindarkan embrio mati karena bakteri dan mudah untuk diamati perkembangannya. Pengamatan embrio dapat dilakukan dengan teropong lampu pijar, pada usia 4 hari embrio yang berkembang akan nampak seperti akar-akar pohon berwarna merah, sedang embrio yang tidak berkembang atau telur tidak mengandung bibit ayam akan tampak bening. Selama 3 hari pertama telur didiamkan dalam mesin tetas dan tidak usah dibuka-buka dan tidak dilakukan pembalikan telur. Cukup diamati suhu di dalam ruangan, jika suhu sudah konstan di nilai ideal biarkan saja, jika tidak perlu disesuaikan. Masa 3 hari ini merupakan masa yang cukup kritikal dalam penetasan telur, karena embrio masih sangat lemah jangan sampai terguncang terlalu keras agar tidak mematikan.

2. Pengeraman Telur
Setelah melewati masa 3 hari penetasan telur, sudah bisa dilihat telur-telur yang memiliki benih atau tidak. Telur yang tidak memiliki benih ayam perlu disortir karena tidak akan menetas, telur ini masih bisa untuk dikonsumsi dan masih bisa dijual atau dijadikan makanan. Telur ayam yang tidak ada embrio ini kemungkinan karena tidak dibuahi oleh ayam pejantan.

Pada masa penetasan telur hari keempat sampai hari ke 18 , telur ayam sudah harus kita bolak-balik sehari 2 sampai 4 kali, bahkan 6 kali, frekuensi pemutaran telur akan berpengaruh pada daya tetas telur. Semakin sering akan semakin baik. Pada hari keempat tersebut telur perlu diangin-anginkan dengan cara membuka tutup mesin penetas selama kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit.

Dalam menetaskan telur ayam ,proses mengangin-anginkan telur ini perlu dilakukan seriap 3 sampai 4 hari sekali sampai hari ke 18. Dalam masa pengeraman ini yang perlu diperhatikan selain suhu dijaga supaya tetap konstan adalah kelembaban udara. Jika kelembapan dirasa kurang bisa ditambahkan dengan menyemprotkan air hangat ke telur-telur. Pada Penetasan telur ayam hal ini jarang perlu dilakukan.

Perkembangan Embrio Ayam Pada Penetasan Telur

3. Masa Menetas
Pada usaha penetasan telur ini, masa menetas merupakan saat yang ditunggu-tunggu. Pada hari ke 18 telur sudah tidak perlu lagi dibolak-balik karena embrio sudah berkembang cukup sempurna dan menungu saat menetas. Diamkan saja dalam mesin tetas, mesin tetas ditutup dan cukup dikontrol parameter suhu ruangan dan kelembabannya. Setelah hari ke 21 telur ayam sudah menetas, bahkan di hari ke 20 kemungkinan sudah ada yang menetas. Segera pindahkan anakan ayam yang menetas ke ruangan lain agar tidak mengganggu telur yang belum menetas.

Dalam masa menetas ini yang perlu diperhatikan adalah pemidahan anak ayam, pindahkan pada ruangan yang memiliki suhu hampir sama dengan suhu di dalam ruang penetas, seiring dengan bertabahnya usia, suhu perlahan-lahan diturunkan. Anak ayam yang baru menetas masih menggunakan energi dari makanan cadangan dari telur, sedikit demi sedikit dilatih makan dengan menaburkan makanan di bulu-bulunya. Setelah cukup kuat anakan ayam siap dijual atau dipelihara. Selamat mencoba usaha penetasan telur ayam.