Rabu, 11 Juli 2012

CARA KREATIF SUKSES BERBISNIS DENGAN BARANG KUNO


Keunikan sebuah produk menjadi daya tarik tersendiri di tengah persaingann dalam bisnis.Bahkan dengan mengandalkan kreatifitas dan usaha tanpa modal bisa mendatangkan rezeki yang besar. Inilah yang dilakukan Silla Home, bisnis furniture yang cukup berbeda dari yang sudah ada. Usaha yang dilakukan oleh dua sahabat yaitu Merdeka Agnikarma (28) dan Heidy Sudjiatmoko (27)boleh dibilang tanpa modal uang. Berbekal kegemaran Merdeka gemar merombak barang bekas, ternyata menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.

Usaha yang cukup kreatif ini misalnya saja kursi bekas milik teman kuliahnya dicat ulang dan kainnya diganti, kursi usang itu seperti baru keluar dari toko. Untuk memasarkan furniture usang yang disulap menjadi baru tersebut, pada awalnya dilakukan lewat blog. Hasil repro difoto kemudian diupload di blog.

Semakin lama ia mendesain furniture sendiri, lalu menawarkannya kepada kenalan. Kalau ada yang pesan, baru dbuat. Jadi, modalnya benar-benar nol, hanya bermodalkan desain. Keberhasilan usaha ini tidak lepas dari Passion dan kesukaan keduanya yang sama terhadap gaya vintage dan klasik.

Karena keunikan karya-karya mereka beberapa tawaran untuk mengikuti pameran datang, dan ini tidak disia-siakan. Sebagai pendatang baru yang belum nenentukan pasar, mereka mengikuti semua tawaran bazar yang ditawarkan. Semua proses kegiatan juga mereka lakukan sendiri, mulai dari mengangkat furniture dari mobil ke tempat pameran, sampai tidak tidur dua hari penuh karena membuat stock list, sampai mendekor stan bazar. Pameran bagi mereka memang event yang cukup baik dalam memasarkan produk.

Meski pameran merupakan event yang cukup efisien dalam memasarkan produk, namun keputusan memilih pasar yang cocok untuk produk memang mutlak diperlukan. Pengalaman mereka pernah mengalami kerugian karena salah karena ikut beberapa bazar, yang ternyata pengunjungnya ternyata tak cocok dengan produk mereka. Merekapun harus merugi dalam jumlah lumayan besar.

Dari berbagai bazar itu, mereka justru belajar menentukan pasar. Mereka jadi tahu bahwa produk Silla Home disukai oleh pasangan muda yang baru menikah dan ibu-ibu. “Hitung-hitung, ikut bazar itu jadi proses trial and error, deh. Bazar itu jadi ajang untuk membagikan kartu nama dan brosur. Kalau ada yang suka pada produk kami, ia akan mengirim e-mail. Dari situ, kami akan terus melakukan approach. Yang tadinya hanya bikin satu lampu, bisa saja kami kemudian mengerjakan furniture rumahnya,” kata Merdeka, yang mengaku lebih sukses saat ikut Brightspot karena lebih sesuai dengan pasar produknya.

Sumber:

http://wanitawirausaha.femina.co.id