Rabu, 11 Juli 2012

Kerajinan Arloji Kayu Klaten


Arloji Kayu

Jam tangan dengan merek-merek yang sudah terkenal biasanya terbuat dari logam, namun ternyata jam tangan atau arloji dari kayu tidak kalah menariknya. Tidak hanya itu jam tangan kayu buatan Suwanto warga Klaten Jawa Tengah mampu menembus pasar manca negara. Pada mulanya Suwanto tidak menduga jika produk jam tangan dari katu ini akan bisa laris di manca negara. Awalnya ia hanya membuatkan arloji kayu yang dipesan oleh seorang investor asal Prancis. Setelah dipasarkan di Amerika ternyata cukup laris dan digemari.

Ide membuat arloji dari kayu muncul ketika sekitar tahun 2005 di Indonesia gencar kampanye `kembali ke alam`. Saat itu Suwanto dengan mempekerjakan empat orang karyawan untuk mencoba-coba membuat produk berbahan baku kayu, salah satunya arloji.

Dipilihnya arloji dengan bahan kayu karena dilatarbelakangi oleh fungsi dari benda itu sendiri yang hampir dipastikan selalu dibutuhkan oleh setiap orang sebagai alat informasi waktu.Selain itu arloji dari bahan kayu menjadi suatu produk yang unik dan berbeda dengan biasanya yang terbuat dari logam.

Pembuatan arloji dari bahan kayu sendiri memerlukan ketelitian dan presisi yang cukup tinggi, karena itu dalam proses pembuatannya diperlukan ketelitian dan akurasi tinggi. Dari segi peralatan misalnya, Suwanto harus melakukan modifikasi pada peralatan bor karena mata bor yang ada di pasaran tidak mesti sesuai dengan mesin jam yang dibuat. Ketelitian dan kualitas inilah yang selalu menjadi fokus Kerajinan Arloji Suwanto, karena ia pernah merugi jutaan rupiah karena produknya ditolak pasar.

Kayu yang dipergunakan untuk membuat arloji kayu adalah kayu sonokeling yang banyak tersedia di daerah Klaten dan sekitarnya. Namun di musim penghujan perlu ekstra pekerjaan dalam mengeringkan bahan baku arloji kayu.

Perjuangan usaha Suwanto ini tidak sia-sia, untuk mendukung sukses bisnis arloji kayunya kini ia memiliki 30 karyawan yang setiap hari berkutat memroduksi barang-barang berbahan kayu yang sebagian merupakan permintaan dari pasar mancanegara. Dengan omset yang kini mencapai 50 juta per bulan, ia optimis kerajinan arloji kayu akan terus berkembang dan berprospek cerah.(/antaranews).