Selasa, 03 Juli 2012

Tutorial A-Z dari PCMI


Rekan DUNIA KICAU DI facebook sedang gencar bertanya soal pleci ni heheheheheheh saya beri mereka semua wabah virus pleci holic hehehehehehehehehehehe.

Tutorial A-Z menjadi Master Pleci!
Menyiapkan burung pleci menjadi jagoan ternyata tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi harus sudah direncanakan dengan baik sedari awal. Berikut ini 'walktrough' dari Mahaguru Pleci Indonesia, Om Irvan Sadewa, untuk mencetak burung pleci Anda menjadi pleci jagoan . :)

Langkah pertama untuk menyiapkan calon jagoan Anda adalah PEMILIHAN BAHAN , meliputi:
1. TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN)
2. KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH.
Mari simak penjabarannya...

TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN)
Sedapatnya kita memilih pengepul/penjual yang memiliki stok terbanyak. Jangan hunting bahan dari sangkar ombyokan yang hanya tinggal tersisa 5 atau 8 bahan. Semakin banyak bahan dalam satu kelompok ombyokan, akan memudahkan kita untuk memilih kriteria seperti apa bahan yang kita inginkan.

Masih hal penting PERTAMA selain TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN), adalah
KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH.

BAHAN seperti apa akan kita pilih? Tentu saja Anda HARUS sudah memiliki rencana matang untuk kriteria bahan yang akan dipilih sebagai Jagoan Pleci andalan dikemudian hari.

KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH
A. Prilaku burung
B. Usia burung
C. Katuranggan burung

Memilih tanpa spesifikasi atau kriteria yang jelas adalah sia-sia, kalaupun terpilih yang bagus, itu hanya kebetulan saja.

Mari simak penjabarannya
A. Prilaku burung
Dalam memilih bahan, sebaiknya pilih yang sehat. Ini terlihat dari sorot mata tajam, bola mata bersih dan mata tidak sayu. Gerak lincah dan responsif, kaki mencengkram kuat di tangringan dan sayap mengepit kencang. Bulu terlihat kering dan rapi.
B. Usia burung
Hendaknya memilih bahan adalah yang berusia relatif muda. Kenapa kita harus memilih bahan yang berusia relatif muda? Karena burung bahan yang berusia muda tingkat stressnya lebih rendah daripada bahan yang sudah berusia tua. Disamping itu, burung bahan yang berusia muda lebih mudah dibentuk (dibentuk karakter dan dimaster lagunya) daripada bahan yang sudah berusia tua.

Tentu bagi pemula akan timbul pertanyaan, Apa ciri-ciri bahan (burung Pleci) yang berusia muda?
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Warna lebih cerah. Kita anggap kita akan memilih bahan Pleci yang berkelamin jantan yang berusia mua, cirinya mudah dilihat dari postur tubuh yang lebih panjang, kepala lebih besar, kaki lebih jenjang (tinggi) dan lingkaran kacamata putih yang solid dan tebal. Umumnya warna bahan terlihat lebih cerah (terang) dan sepintas lebih ramping daripada bahan yang berusia tua.
2. Struktur kaki. Burung bahan berusia muda memiliki kaki yang terlihat basah dengan warna tidak solid. Bahan yang berusia tua terlihat dari kaki yang gelap dan kering, kadang-kadang juga terlihat sudah medang (bersisik).
3. Warna paruh. Bahan yang berusia muda mudah terlihat juga dari ujung paruh bagian bawah yang berwarna semburat puih. Bahan yang sudah tua biasanya berwarnan coklat gelap kehitaman.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Katuranggan burung
Apa yang dimaksud dengan katuranggan? Katuranggan adalah tampak fisik dan tampilan luar yang di yakini membawa sifat dan watak tertentu. Secara ilmiah ini belum pernah diteliti secara valid. Tapi katuranggan sudah ratusan tahun dijadikan acuan orang di beberapa negara seperti Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura, Afrika, dan belahan dunia lain dalam hal memilih burung, kuda, dan lain sebagainya.

Katuranggan adalah suatu pengetahuan yang menyangkut kesesuaian dan keselarasan yang berkenaan dengan peliharaan, misalnya burung. Ini mirip seperti China yang selalu mengacu Feng Shui dalam hal-hal tertentu.

Namun tidak ada istilah katuranggan yang baik pada setiap orang, karena akan terpulang kembali kepada tujuannya masing-masing.

Secara umum, katuranggan burung penyanyi (burung berkicau) yang baik secara katuranggan adalah sebagai berikut:

1. Postur tubuh panjang tapi serasi dengan panjang leher dan tinggi kaki. Berdiri tegak dengan dada lebar yang bisang disertai dengan leher panjang yang padat berisi.

2. Kepala lebih besar lebih baik. Kepala lebih besar, cenderung memiliki otak yang lebih besar. Secara ilmiah, salah satu komponen di otak burung yang menentukan baik apa tidaknya seekor burung berkicau adalah HVC (high vocal center). Semakin besar HVC di otak burung, maka burung akan semakin cerdas dan semakin baik berkicau.

3. Mata bulat bersih dan besar. Ini bukan hanya menandakan burung tersebut sehat, tapi menandakan burung tersebut cerdas dan responsif.

4. Bulu rapi dan tidak kusam. Sama dengan poin diatas, selain menandakan burung tersebut sehat, ini menandakan juga burung dalam kondisi yang prima. Karena kesehatan bulu juga berhubungan dengan sistem metabolisme dan sistem daya tahan tubuh burung.

5. Paruh dan pangkal paruh.
Pangkal paruh lebar dengan paruh atas tebal, panjang dan lurus menandakan burung bisa melagukan lagu dengan panjang dengan variasi yang banyak dengan suara sangat keras. Tapi burung tidak terlalu gacor (tidak receh)

pangkal paruh lebar dengan paruh atas tebal, agak pendek dan lurus menandakan burung tipe ngerol dengan volume suara yang sangat keras. Tipe paruh seperti ini umumnya burung mudah gacor.

Pangkal paruh lebar dengan paruh tipis, panjang dan lurus menandakan burung sangat responsih terhadap bunyi. Bisa melagukan lagu yang panjang-panjang secara kontinyu dengan berbagai variasi. Tipe paruh seperti ini umumnya burung mudah untuk menjadi sangat gacor.

Pangkal paruh lebar dengan paruh tebal/tipis penjang/pendek melengkung menandakan burung berlagu pendek-pendek dan minim variasi. Tipe paruh seperti ini umumnya burung mudah untuk menjadi sangat gacor.

Pangkal paruh sempit dengan paruh tipis, panjang dan lurus menandakan burung adalah bertipe lagu pendek-pendek dan tidak bisa melagukan lagu dengan harmonis.

Pilihlah katuranggan burung sesuai tujuan kita. Apakah bahan tersebut untuk klangenan di rumah atau untuk dipersiapkan di lomba.

Semua katuranggan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hal KEDUA yang sama pentingnya adalah

POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN.

Kita anggap Anda sudah paham dengan pemilihan bahan sesuai dengan selera masing-masing. Burung bahan pilihan Anda tersebut kita ibaratkan sehelai kain sutera mewah yang siap di jadikan apapun sesuai planning dan rencana Anda.

Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Jas yang sangat berkelas?
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Baju tidur?
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Taplak meja?
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Sarung bantal?
Semua itu tergantung planning (rencana awal) dan tangan dingin (ketekunan/konsistensi) teman-teman dalam menggarapnya.

Mari kita bedah apa itu hal ke KEDUA yang kita sebut sebagai
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN.

Sebelum kita lanjutkan, saya ingin mengingatkan satu hal yang sering kita lupa. Apa itu?
Mari kita ingat-ingat bagaimana seekor burung bisa menjadi sesuai yang diharapkan pemiliknya, jadi juara, jadi idola, jadi rebutan semua orang dan jadi impian beberapa orang? Ada formula (rumusan) yang menentukan semua ini.

Apa rumusan tersebut? Ya.. Rumusnya: 30% Burung + 70 % Garapan.
Penjelasannya:
Individu burung hanya menyumbang sekitar 30% dari keberhasilan kita meng-orbitkan burung, sedang sisanya adalah garapan kita.

Garapan mencakup: Pola rawatan, pemasteran, terapi/tritmen yang kita lakukan dan lain-lain.
Ya.!! Ternyata fase menggarap burung memegang peranan yang sangat penting. Mengapa ini sangat penting? Seperti yang kita ulas diatas. Burung bahan pilihan teman-teman diatas adalah ibarat sehelai kain sutera yang mewah. Tergantung kita mau kita jadikan seperti apa.
Mari kita masuk ke point ke DUA yaitu: POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN.
Burung Pleci sebagaimana juga jenis burung pada umumnya yang terbentuk dan ter-pola dengan suatu pola yang kita terapkan.

Saya ulangi, burung Pleci sebagaimana juga jenis burung pada umumnya yang terbentuk dan ter-pola dengan suatu pola yang kita terapkan. Terapkan pola rawatan dan pola makan yang sesuai dan meyerupai habitat aslinya.

Berikut ini beberapa hal tentang burung Pleci:
Burung Pleci adalah burung pemakan buah, nektar, serangga kecil, ulat dan kroto.

Burung Pleci adalah burung yang hidup secara sosial bergerombol.

Burung Pleci suka mandi dan tidak menyukai suhu yang tinggi.

Burung Pleci adalah burung yang memiliki tingkat metabolisme tinggi. Artinya, burung Pleci gampang lapar dan gampang haus.

Burung Pleci adalah burung yang aktif dan menyukai ruang grak yang lebih lebar.

Burung Pleci adalah burung cerdas dari keluarga Zosterpidae yang memiliki 120 lebih jenis dan tersebut hampir separuh bagian dunia.

Burung Pleci adalah burung penyanyi yang riang dan termasuk burung peniru sebagaimana layaknya burung dari keluarga Turdidae.

Burung Pleci adalah burung yang memiliki tingkat imun (kekebalan) yang tinggi terhadap bakteri, kuman dan virus yang biasa menyerang jenis burung (unggas).

Sangkar yang kita rekomendasikan untuk burung Pleci adalah minimal berukuran 30x30x30 berbentuk bulat/kotak/persegi dengan minimal 2 tangkringan. Usahakan tangkringan yang digunakan berdiameter yang sesuai dengan cengkraman kaki burung. Jangan gunakan tangkringan yang terlalu besar atau tangkringan yang licin.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
POLA PERAWATAN HARIAN UNTUK BURUNG PLECI
Mandi rutin tiap pagi (karamba khusus atau cepuk mandi di sangkar) dan boleh juga di semprot halus dengan sprayer dan biarkan burung mandi dengan sendirinya.
Jemur 30-60 menit, jam penjemuran yang direkomendasikan antara jam 06.30-09.30.
Selalu gantang rendah (2-5 meter dari permukaan tanah) dan tempatkan burung di tempat yang ramai lalu lalang manusia. Agar burung terbiasa untuk rajin berkicau dan tidak takut dengan keramaian.
Usahakan pertemukan (gantang berdekatan) burung Pleci dengan beberapa burung Pleci lain. Ini berguna untuk penetrasi birahi dan membuat burung Pleci tidak merasa ter-isolir.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PAKAN DAN EKSTRA FOODING (EF) UNTUK BURUNG PLECI
Buah segar berikan rutin setiap hari secara variatif (Pisang/Pepaya/Sawo/Alpukat/Jeruk Manis/Anggur/Apel Merah/Pir/dll). Semakin variatif buah yang kita berikan, akan semakin baik untuk burung Pleci.
Kroto segar berikan dengan porsi 1-2 sendok teh setiap pagi dan sore.
Ulat Hongkong/Ulat Kandang yang berwarna putih berikan 3 ekor setiap pagi dan sore. Sebaiknya berikan Ulat Hongkong yang baru berganti kulit (berwarna putih).
Madu murni sediakan di cepuk kecil. Semakin berkualitas madu murni yang diberikan akan semakin baik.
Voer halus dengan kandungan protein 12%-21%. Campurkan bubuk Fumayin 10-15% pada voer tersebut.
Multivitamin dan Multimineral cukup berikan 1x seminggu.

Selanjutnya kita masuk ke point ke tiga yang juga PENTING dan tidak boleh diabaikan.
Yaitu PEMASTERAN BURUNG PLECI
PEMASTERAN. Apa arti Pemasteran?
Dan apa tujuan Pemasteran pada burung Pleci?
Pemasteran burung Pleci adalah proses melatih untuk menirukan atau mendoktrin burung Pleci dengan suara-suara lain, agar dapat merekam dan menirukan suara-suara lain yang kita perdengarkan.
Suara-suara lain tersebut antara lain suara burung sejenis, suara burung lain dan suara-suara lain yang kita inginkan.
Tujuan utama Pemasteran atau Memaster burung Pleci adalah supaya variasi lagu pada burung Pleci yang kita miliki dapat lebih banyak dan menjadi beragam.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TEKNIK DAN METODE MEMASTER (PEMASTERAN) BURUNG PLECI

Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses pemasteran burung Pleci. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung masternya, agar burung yang dimaster dapat menirukan gaya bunyi dan cara membuka mulut burung master tersebut.

Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung Pleci harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.

Sebenarnya;
Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung Pleci dalam keadaan mabung atau berganti bulu. Burung Pleci dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.

Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung Pleci cenderung untuk banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau.

Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada disekelilingnya. Apabila suara yang di dengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk dapat melakukan proses pemasteran burung Pleci dengan optimal, kita harus memperhatikan beberapa hal penting, hal penting tersebut adalah:
1. Waktu Efektif Pemasteran
2. Mengkondisikan Burung yang akan di Master

Waktu efektif dalam proses pemasteran adalah pada waktu burung istirahat, siang hari di dalam rumah (sehabis mandi dan jemur) dan malam hari menjelang pagi (jam 22.00-06.00).
Walaupun pemasteran sudah kita lakukan pada waktu-waktu efektif pemasteran, ada hal lain yang harus kita perhatikan. Yaitu mengkondisikan burung yang akan di master. Ini merupakan faktor penting keberhasilan di dalam proses pemasteran. Mengkondisikan disini memiliki arti membuat suasana dan kondisi burung tersebut beristirahat dan membuat suasana menjadi tenang.

Yang harus dilakukan adalah: mengkrodong burung dan menjauhkan burung yang akan di master dengan burung sejenis atau burung lain. Fungsi mengkrodong burung disini, bertujuan menipu burung tersebut dengan membatasi pandangannya agar diam dan beristirahat dengan tenang sehingga waktunya akan digunakan untuk mendengar suara-suara yang ada di sekitarnya.
Setelah kita menentukan waktu efektif dan mengkondisikan burung yang akan di master, suara-suara master hendaknya diperdengarkan dengan volume kecil saja tetapi sangat jelas terdengar.

Jauhkan penempatan burung master dan sumber suara master dengan burung yang akan di master. Suara burung master yang terlalu besar dan jarak yang terlalu berdekatan dengan burung yang akan di master, berpotensi tidak akan direkam oleh burung yang akan di master. Banyak kasus juga, hal ini berpotensi dapat membuat burung yang akan di master menjadi jatuh mental dan stress.

Suara master yang kita rekomentasikan untuk burung Pleci adalah suara-suara master yang berkarakter roll tembak dengan variasi speed yang variatif dengan amplitudo intonasi panjang yang dinamis.

Contoh suara master (burung master) yang direkomendasikan (sangat baik) untuk burung Pleci adalah:
Semua jenis burung Kolibri.
Burung Gelatik Wingko.
Trecetan burung Gereja.
Semua jenis burung Finch (Kenari, Goldfinch, Blackthroat, Herda Sanger, Mozambik, Siskin, dll)
Semua jenis burung Pelatuk.
Semua jenis burung Ciblek.
Semua jenis burung Perenjak.
Semua jenis burung Flycather.
Semua jenis Jay (Cililin, Blue Jay, Black Jay, dll)
Burung Cucak Jenggot / Kapas Tembak.
Dan lain-lain.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar pemasteran dapat berhasil dengan optimal:

1. USIA BURUNG. Sebaiknya burung Pleci mulai dimaster sejak usia dini, yaitu mulai usia 25 hari atau usia 1 bulan. Ini penting karena diyakini pada usia tersebut Auditory Memory burung Pleci tersebut masih kosong atau Auditory Memory belum banyak menyimpan suara-suara yang ada disekitarnya. Proses pemasteran terus berlangsung dengan terpola dan intensif sampai burung tersebut berusia 8-9 bulan.

2. LINGKUNGAN YANG KONDUSIF. Usahakan pada masa pemasteran berlangsung, tidak ada suara-suara yang TIDAK diinginkan disekitar burung Pleci yang sedang dimaster tersebut.

3. LAGU MASTER YANG TEPAT. Sebaiknya usahakan doktrin lagu (suara master/burung master) yang dijadikan master sebaiknya similiar (memiliki karakter sang sama) dengan karakter dasar suara burung Pleci.

4. TINGKATKAN KECERDASAN BURUNG. Untuk dapat menyerap suara master dengan baik, dibutuhkan kecerdasan burung yang optimal juga. Berikan nutrisi yang baik dan pola perawatan yang tepat. Semakin besar HVC di otak burung, maka burung akan semakin cerdas.

5. WAKTU PEMASTERAN TEPAT. Pemasteran burung Pleci sama halnya dengan proses doktrin. Artinya semakin sering didengar maka akan direkam dan ditirukan. Idealnya pemasteran dilakukan minimal 4 jam setiap hari. Waktu yang tepat dan waktu efektif untuk pemasteran burung Pleci adalah malam hari sampai pagi hari. Pagi sampai sore juga baik asal suasana sekitar burung mendukung.

6. LAKUKAN FEEDBACK. Perdengarkan kembali suara-suara master yang sudah pernah diperdengarkan kepada burung Pleci yang dimaster tersebut secara berkala. Tujuannya agar lagu burung Pleci tersebut tetap terjaga dan Auditory Memory burung semakin baik.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DASAR ILMIAH PEMASTERAN PADA BURUNG BERKICAU

Menurut Gregory Ball dan Stewart Hulse peneliti dari Hopkins Psychology, ada hubungan parallel yang menarik antara komunikasi vocal pada bunyi suara burung dan ucapan/bahasa pada manusia. Di Januari 1998, kedua ilmuwan tersebut mempublikasikan temuan mereka di forum American Psychologist. Berikut adalah intisari dari temuan mereka dan semoga kita bisa lebih menghargai dan menikmati bunyi suara burung.

A = AUDITOR MEMORY
Lagu/bunyi suara burung lebih merupakan sesuatu yang dipelajari oleh burung. Semenjak masih dalam di dalam sarang, burung yang masih muda (umumnya yang berkelamin jantan) akan mendengarkan vokalisasi yang dilantunkan oleh induk jantannya dan juga indukan jantan dari species lain serta berbagai suara yang ada disekitarnya, yang kemudian merekam suara tersebut kedalam auditory memory nya. Tahap ini merupakan fase yang sangat kritis bagi beberapa species dalam melantunkan “lagu” nya dikemudian hari. Ini bisa dibuktikan bahwa burung yang dibesarkan dalam kondisi terisolasi dari indukan mereka akan melantunkan “lagu” yang tidak normal atau tidak menyerupai indukan mereka di alam liar. Contoh dalam hal ini adalah “burung Pleci isian” yang melantunkan lagu Blackthroat atau jenis suara burung lainnya.

B = BABBLING
Pada saat jantan mencapai usia puber mereka akan mulai melantunkan kemampuan vocal mereka yang tentu saja masih dengan suara yang halus, dan tidak teratur (kita mengenalnya dengan istilah ngeriwik). Tahapan berikutnya, lagu yang dilantunkan menjadi lebih keras, lebih jelas dan akhirnya mengkristal sehingga sesuai dengan auditory memory yang terbentuk beberapa bulan sebelumnya.

C = COUTSHIP
Banyak burung jantan yang mengandalkan kemampuan mereka dalam melantunkan lagu untuk mencari pasangan dan bersaing dengan jantan yang lain dalam memperebutkan daerah kekuasaan. Apa yang membuat beberapa burung jantan memiliki suara yang lebih menarik dibanding rekan mereka lainnya? Penelitian menunjukkan bahwa hal ini ditentukan oleh ukuran burung tersebut. Dalam percobaan yang menggunakan Mockingbirds dan Red-winged blackbirds, betina lebih tertarik dengan jantan yang mempunyai suara yang lebih keras dan lebih variatif.

D = DIALECTS
Sama seperti manusia, burung juga mempunyai dialek yang bisa membedakan asal daerah mereka. Di California, peneliti yang sudah terlatih bisa membedakan suara White-Crowned Sparrow yang hidup di daerah Berkeley, Sunset Beach dan Marin County. Walaupun semua burung tersebut melantunkan lagu yang hanya dimiliki oleh White-Crowned Sparrow, tapi akhir phrase lagunya berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.

E = ENVIRONMENT
Interaksi sosial bisa berefek pada pembentukan lagu yang dilantunkan burung. Pada masa Auditory Memory, ada beberapa spesies burung yang merekam suara lebih banyak daripada apa yang akan menjadi “lagu”nya dikemudian hari. Pertanyaannya adalah, suara/lagu mana yang akan tetap bertahan dan mana yang akan hilang? Berdasarkan penelitian, suara/lagu yang bertahan adalah yang lebih mirip dengan lagu ke dua indukannya atau speciesnya. Sedangkan yang berbeda tidak akan bertahan.

F = FEEDBACK
Walaupun sudah mencapai usia dewasa, beberapa jenis burung tetap perlu mendengar lagu-lagu yang pernah dipelajarinya. Baik lagu-lagu yang berasal dari speciesnya sendiri maupun dari species lain, supaya apa yang sudah terekam didalam Auditory Memoriy tidak hilang.

G = GENDER DIFFERENCES
Walaupun berat otak antara burung jantan dan betina adalah sama, tapi ada perbedaan yang besar dalam struktur sirkuit otak . Penelitian yang dilakukan pada Zebra finch menunjukkan bahwa jantan Zebra finch jantan mempunyai nucleus (High Vocal Center) yang 7 kali lebih besar dibanding betina. Ini salah satu alasan kenapa burung jantan suaranya lebih keras dan lebih variatif.

H = HIGH VOCAL CENTER
Bagian dari otak tersebut adalah kunci dari pembelajaran dan melantunkan lagu. Jika bagian ini mengalami degradasi, maka akan menimbulkan masalah dalam melantunkan lagu di kemudian hari. Sering kita mengatakan burung “pintar” atau gampang di master karena ternyata burung tersebut memiliki HVC yang lebih besar.

I = IDENTIFICATION
Kita bisa mengenali suara seseorang tanpa melihat orangnya. Ini sering terjadi pada percakapan via telepon. Begitu juga dengan burung. Walaupun terdengar sama di kuping kita, tetapi tidak ada suara burung yang persis sama. Burung Jalak bisa dengan mudah membedakan suara pasangannya dari suara jalak yang lain.

J, K L = LINGUIST NOAM CHOMSKY
Burung yang dibesarkan dalam kondisi terisolasi, setelah dewasa akan melantunkan lagu yang “tidak normal” walaupun lagu yang dihasilkan dari suasana terisolasi ini masih memiliki lagu tipikal speciesnya, seperti jumlah not per lagu, dll.

O = ORNITHOLOGISTS
Yang pertama sekali mengidentifkasi variasi pada suara/lagu burung adalah mereka yang langsung melakukan penelitian dilapangan. Di awal abad ini, ornithologist menggunakan data musical untuk mengidentifikasi suara burung yang mereka dengar. Data yang lebih objective di dapat setelah adanya penemuan tape recorder dan kemudian berkembang menjadi Sonograph, yang menghasilkan suara spectrograph yang merupakan perwakilan dari sinyal akustik yang lebih kompleks.

P = PERFECT PITCH
Berbahagialah kita sebagai manusia yang bisa dengan jelas menbedakan antara B dengan D, M – N, C – G yang di kenal dengan istilah pitch. Dalam dunia burung, pitch digunakan untuk mengklasifikasi jenis suara. Percobaan yang dilakukan pada burung jalak menunjukkan bahwa burung juga menggunakan pitch yang hampir sama dengan strategi “lebih rendah” atau “lebih tinggi”.

Q = QUICK LEARNER
Sebenarnya burung tidak memerlukan waktu yang lama untuk merekam suara/lagu yang akan dilantunkan di kemudian hari. Piyik burung gereja hanya perlu mendengar sekitar 30 kali pengulangan sebuah lagu dalam sehari untuk dijadikan memori. Sementara Nightingale lebih cepat lagi, yang hanya memerlukan 10 – 20 kali pengulangan.

R = RECOGNITION
Dalam suasana yang sangat berisik sekalipun burung bisa saling berkomunikasi dengan baik satu dengan yang lain. Di alam liar, semua suara yang berisik seperti debur ombak, suara angin, dll, yang mendistorsi suara burung bisa ditoleransi dengan baik. Yang menarik adalah “pitch” menjadi factor yang sangat menentukan komunikasi tersebut.

S = SYLLABLE
Pada manusia, percakapan dibentuk oleh unit yang disebut phonemic. Bagaimana dengan burung? Burung menggunakan proses yang disebut syllable seperti penelitian yang dilakukan dibawah ini. Zebra finch jantan dan betina diletakkan pada kandang yang terpisah tapi berdampingan untuk menstimulasi jantan agar mau bunyi. Para peneliti kemudian menyorotkan lampu senter ke burung jantan dengan interval yang berbeda untuk “menggangu” burung tersebut saat “bernyanyi”. Hasil yang di dapat adalah, sang jantan hampir selalu berhenti “bernyanyi” diantara syllable (waktu jeda yang alami); dan hanya sesekali terganggu secara syllable.

T = TURKEY
Kalkun, ayam, merpati, perkutut dan burung puyuh tidak termasuk dalam kelompok burung “penyanyi”. Untuk jenis burung yang tidak termasuk dalam kelompok burung “penyanyi”, suara/lagu tidak dipelajari dari kecil tetapi lebih merupakan “warisan”.

U = USE IT OR LOSE IT
Burung memiliki kecenderungan untuk menirukan suara yang punya kemiripan warna lagu dan lebih besar meniru dari speciesnya saja.

V = VOLUME
Yang dimaksud disini adalah volume otak. Jika diperhatikan, suara burung sangat berbeda dan tipikal sesuai dengan musim. Jantan akan berbunyi lebih sering dan lebih variatif ketika memasuki musim kawin. Demikian juga halnya dengan volume nuklues lagu. Dalam sebuah penelitian, “high vocal center” pada otak burung Pleci berubah menjadi 99% lebih besar dimusim semi dibandingkan saat musim gugur. Apakah perubahan musim mempengaruhi pembentukan sel neurons baru? Belum lama ini sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pembentukan atau perkembangan sel neuron terbesar dihasilkan pada bulan Oktober, dimana anak2 burung sedang mempelajari “lagu” baru. Bagi penggemar burung import terutama jenis Pleci, ini bisa menjadi acuan kapan harus membeli Pleci.

W = WINGSTROKING
Burung betina yang tertarik dengan “lagu” yang dilantunkan burung jantan, akan melakukan ritual menggeleparkan sayap (ngeleper). Kelakuan ini memberikan efek kapada burung jantan yang akan kembali melantunkan “lagu” yang dirasakan bisa menarik perhatian sang betina.

X, Y Z = ZEBRA FINCH
Pada saat burung jantan zebra finch melantunkan “lagu” betina nya justru akan diam seribu bahasa. Perbedaan yang mencolok ini lah yang membuat zebra finch menjadi pilihan utama para peneliti.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mungkin sebagian kita ada yang ada bertanya di dalam hati: "UNTUK APA KITA HARUS MEMASTER BURUNG PLECI?"

"APAKAH TANPA DI MASTER BURUNG PLECI TIDAK AKAN BERKICAU BAGUS?"

Sebenarnya, tanpa di-master-pun burung Pleci (Pleci berkelamin jantan) tetap bisa berkicau. Hanya saja, apabila burung Pleci tersebut dimaster dengan tepat dan benar, maka akan semakin beragam variasi suara/lagunya.

Khusus untuk teman-teman yang melirik ke kancah lomba sebagai salah satu apresiasi hobi di burung Pleci, pasti mengetahui beberapa kriteria dasar penilaian burung Pleci di Lomba. Yaitu: Burung Pleci harus rajin bunyi dengan lagu ngerol panjang-panjang variatif dan diikuti beberapa tonjolan lagu.

Nah.., dari mana bisa kita dapatkan semua itu kalau bukan dari proses pemasteran? Apakah teman-teman paham?

Mungkin ada teman-teman yang bertanya, BERAPA LAMA-KAH PROSES PEMASTERAN BURUNG PLECI ITU BERLANGSUNG?

Berdasarkan pengalaman kita dan teman-teman selama ini, proses pemasteran bisa berlangsung selama 3 bulan sampai 1 tahun lebih.

SAMPAI KAPANKAH PROSES PEMASTERAN BOLEH DIHENTIKAN? Selama kita masih ingin lagu tetap terjaga dengan baik, maka proses pemasteran tetap jarus kita lakukan. Minimal kita melakukan FEDDBACK, Yaitu memperdengarkan kembali suara-suara master kepada burung yang sudah di master (secara berkala), bertujuan agar data lagi di AUDITORY MEMORY tidak hilang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ok teman-teman, jika...
1. PEMILIHAN BAHAN --sudah
- TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN) -- sudah
- KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH -- sudah
a. Prilaku burung - sudah
b. Usia burung - sudah
c. Katuranggan burung - sudah
2. POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN -- sudah
- Pola rawatan - sudah
- Pola makanan (nutrusi) - sudah
- Pemasteran - sudah
Kita lanjutkan lagi ke proses treatment (perlakuan) dan proses terapi mental dan psikologis burung...
Sebelum kita lanjutkan, saya bagi dulu burung Pleci kita menjadi 2 bagian kelompok terpisah.
1. Kelompok yang dipersiapkan untuk Latber/Lomba.
2. Kelompok yang diperuntukkan sebagai master/klangenan.
Perlakuan, terapi yang kita terapkan untuk masing-masing kelompok diatas sangat berbeda sekali.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kita diaskusikan dahulu yang kelompok pertama, yaitu
KELOMPOK BURUNG PLECI YANG DIPERSIAPKAN UNTUK LATBER/LOMBA.
Kelompok ini lebih sedikit membutuhkan perhatian lebih dalam banyak hal. Mulai dari porsi makanan yang tepat, waktu istirahat yang seimbang, pengkondisian terhadap lingkungan yang variatif dan proses membuat burung itu menjadi soliter di tengah kelompoknya.

Penjabaran porsi makanan untuk burung Pleci yang dipersiapkan untuk Latber/Lomba...
Burung Pleci membutuhkan makanan dan minuman antara 35-50 gram perhari sesuai dengan aktifitasnya. Nutrisi yang baik adalah makanan dan minuman yang bisa memenuhi kebutuhan gizi yang ada. Dalam hal ini, kita analogikan burung diatas sebagaimana layaknya seorang penyayi yang penampilan tubuhnya harus tetap terjaga prima dan seimbang.

Berikan pakan dengan takaran yang tepat dan selalu fresh (segar) setiap hari selalu diganti. Hindari memberikan pakan untuk beberapa hari kedepan, karena ini tidak baik. Disamping kita tidak bisa mengontrol asupan pakan burung, juga pakan yang diberikan banyak untuk beberapa hari kedepan bisa mudah terkontaminasi bakteri/kuman/jamu yang merugikan burung.

Penjabaran perlakuan dan terapi mental dan terapi psikologis untuk burung Pleci yang dipersiapkan untuk Latber/Lomba...

Seperti yang kita ketahui bersama, burung Pleci (Zosterops) adalah burung koloni yang hidup secara sosial bergerombol.

Umumnya, seekor burung Pleci yang apabila sendirian berkicau berlagu bagus dan ngerol panjang, akan menjadi hanya akan loncat kesana kemari sambil bunyi cat-cit-cat-cit sambil ngeruji di sangkarnya apabila melihat burung Pleci lain yang ada disekitarnya.

Mengkondisikan seekor burung Pleci untuk bisa berkicau lantang dan melagukan lagu-lagu terbaiknya secara sambung menyambung (ngerol) di tengah kerumunan burung Pleci lain, adalah menjadi faktor yang sangat penting.

Beberapa hal yang berkaitan dengan point ini adalah:
Kenali karakter (sifat dan watak) burung yang dimiliki. Ini Wajib. Karena berlaku pepatah: "Tak kenal karakternya maka tak bisa menangani, tak bisa menangani maka tak bisa dapat koncer."
Adaptasikan beberapa lingkungan dan medan yang di hadapi burung.

Misalkan sering di bawa ke keramaian Latber atau Lomba dan sekedar di gantang di tengah lalu lalang peserta/penonton. Dengan ini burung akan terbiasa dengan suasana yang sama nantinya. Sisi positip lain, dengan ini burung menjadi tidak gampang stres.

Bentuk burung Pleci menjadi burung yang soliter dalam suatu kelompok. Caranya, dalam kesehariannya, burung Pleci selalu di gantang berdekatan dengan burung-burung Pleci lain dengan jarak yang sangat dekat. Jarak gantang antar sangkar yang direkomendasikan adalah mulai 15 cm - 200 cm.

Hal ini menjadi yang sangat penting untuk membuat burung Pleci tetap berkicau cuek di Latber/Lomba, karena dia menganggap semua burung Pleci yang ada disekelilingnya adalah koloni.

Yo yang pasti buat Rekan DUNIA KICAU JANGAN MUDAH MENYERAH DEMI PLECI IDAMAN