Kamis, 18 Oktober 2012

Ragam kicauan di Gunung Halimun Salak

Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang terletak di bagian barat dari Jawa Barat merupakan taman nasioanal terbesar di Pulau Jawa, dengan luas 113.357 hektare wilayah ini menjadi kawasan konservasi untuk perlindungan flora dan fauna yang bermukim didalamnya. Keanekaragaman hayati dengan populasi tumbuhan langka dan fauna langka yang jarang ditemui di wilayah lainnya di Indonesia membuat kawasan ini menjadi salah satu objek penelitian dan menjadi kawasan wisata alam untuk kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.

Jumlah spesis burung yang bisa ditemui di ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini mencapai 244 jenis spesies burung termasuk burung langka, dilindungi dan yang banyak tersebar di seluruh indonesia (burung migrasi). Sementara itu untuk jenis burung pemangsa (Birds of Prey) yang termasuk jenis dilindungi yang bisa ditemui di kawasan konservasi TNGHS ini diantaranya :

Elang jawa
elang ular bido (Spilornis cheela), elang hitam (Ictinaetus malayensis), elang jawa (Spizaetus brtelsi) dan alap-alap capung (Microchierax fringilarius). hal ini menunjukan bahwa TNGHS ini memiliki sumberdaya yang cukup untuk menunjang kelangsungan hidup burung burung pemangsa tersebut. 

Ciung batu sunda di habitat
Taman nasional gunung halimun salak
Jenis burung berkicau yang menetap dan berkembang biak di habitat Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini adalah srigunting kelabu (Dicrurus leocophaeus), Pelanduk semak (Malacocincla sepiarium), Pijantung kecil (Arachnothera longirostra), Tepus  pipi perak (Stachyris melanothoraz), Ciung mungkal jawa (Cochoa azurea), cica matahari (Crocias albonotatus) dan burung poksai kuda (Garrulax rufifrons) dan Gelatik jawa (Padda oryzivora).Penjumpaan lainnya adalah dengan burung burung sejenis tledekan gunung, cica daun kecil dan besar serta burung burung yang lazim dipelihara oleh kicau mania di indonesia.

Video Dokumenter Taman Nasional Gunung Halimun Salak
( TNGHS )



Penangkapan besar besaran terhadap jenis burung tertentu di kota kota yang dekat atau bernaung dibawah TNGHS ini menyebabkan beberapa populasi burung tersebut menjadi semakin langka dan jarang dijumpai keberadaannya di sekitar TNGHS ini, seperti burung Prenjak kebun, Prenjak gunung dan kacamata gunung serta burung lainnya. Kita sebenarnya bisa turut menjaga keseimbangan ekosistem alam dan lingkungan sekitar kita kalau kita punya niat dan untuk hal tersebut diperlukan kemauan dari semua pihak untuk menjaga kelestarian dari burung burung ini. 

Beberapa lokasi dan obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Curug Cimantaja, Curug Piit, Curug Cipamulaan, Curug Cihanyawar, Curug Citangkolo. Menjelajahi hutan, pengamatan tumbuhan dan satwa.
Sungai Citarik. Arung jeram.
Cikaniki dan Citalahab. Berkemah, atraksi canopy trail dan pengamatan tumbuhan/satwa.

Candi Cibedug. Candi tua berukuran kecil dari zaman megalitik dapat dilihat 8 km dari Desa Citorek.
Gunung Halimun (± 1.929 m. dpl), Gunung Sanggabuana (± 1.919 m. dpl). Penjelajahan dan pendakian gunung.
Obyek wisata lainnya berada di pintu masuk utama Cipeuteuy berupa Perkebunan Teh Nirmala.
Atraksi budaya di sekitar taman nasional berupa upacara Seren Tahun pada bulan Juli. Upacara tersebut diselenggarakan di Kasepuhan Banten Kidul dengan pagelaran kesenian tradisional, mulai dari kesenian yang sudah langka seperti debus, musik angklung besar sampai kesenian khas Sunda lainnya.
Musim kunjungan yang paling baik adalah pada bulan Juni sampai bulan Agustus setiap tahunnya.
Untuk mencapai lokasi ke taman nasional gunung halimun salak ini bisa melalui :

Bogor/Sukabumi-Parungkuda-Kabandungan, 50 km (± 1,5 jam), 
Bogor-Cisangku, 50 km (± 2,5 jam), 
Rangkasbitung-Bayah-Ciparay, 186 km (± 6 jam).

Tulisan ini dibuat untuk membangkitkan kepedulian kita akan keseimbangan alam dan kelangsungan hidup burung burung langka yang ada di indonesia. semoga bermanfaat. ariesmunandi 

sumber :
konservasi tnghs
id.wikipedia.org 
kutilang.or.id 
segala sumber