Minggu, 30 Desember 2012

Gelatik Jawa

Burung Gelatik Jawa – Pada awalnya burung Gelatik Jawa (Padda oryzivora) adalah burung berkicau yang berasal dari suku Estrildidae sempat dianggap sebagai burung pengganggu bagi para petani karena memiliki populasi yang sangat banyak, terutama di Jawa dan Bali.

Ciri - Ciri

Burung Gelatik Jawa biasanya dijadikan sebagai burung hias karena memiliki pola warna bulu yang sangat indah dan terlihat menarik. Ciri-ciri fisik antara burung Gelatik jantan dan betina hampir sama.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari burung Gelatik Jawa, yaitu :

Memiliki ukuran tubuh yang kecil dan panjang tubuh sekitar 15 cm
Memiliki warna bulu kepala yang berwarna hitam
Memiliki pipi yang berwarna putih
Memiliki paruh berukuran besar yang berwarna merah
Memiliki kaki yang berwarna merah muda
Pada lingkaran mata terdapat lingkaran yang berwarna merah
Perut berwarna coklat kemerahan
Burung Gelatik muda berwarna cokelat atau belum memiliki warna yang tegas seperti induknya
Burung Gelatik dewasa berwarna abu-abu.

Habitat

Burung Gelatik lebih sering ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Burung ini biasanya hidup di sawah, hutan padang rumput,  dan lahan budidaya.

Walaupun burung ini merupakan burung endemik dari Indonesia, namun spesies ini kini dikenal sebagai burung hias di berbagai negara di seluruh dunia.

Sifat

Burung ini hidup dengan membuat kelompok yang terdiri dari 5 hingga 10 ekor  burung sejenis dan mudah berpindah-pindah tempat.

Makanan

Makanan alami dari burung Gelatik Jawa adalah biji-bijian seperti beras atau padi, serangga dan buah.

Reproduksi

Ketika sudah memasuki musim kawin, sepasang burung Gelatik Jawa akan membuat sarang di lubang pohon atau mencari lubang di tebing-tebing. Burung ini cenderung menempati sarang yang ditinggal oleh burung lain.

Dalam satu kali masa bertelur, burung Gelatik Jawa bisa bertelur sebanyak 3, 4 atau 6 butir telur yang berwarna putih. Setelah bertelur induk burung Gelatik Jawa jantan dan betina akan bergantian menjaga telur hingga menetas.

Penangkaran burung Gelatik Jawa

Pada dasarnya beternak burung Gelatk Jawa relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan ternak jenis burung berkicau yang lain.

Dari segi bisnis, keuntungan beternak burung ini sangat menggiurkan karena tidak memerlukan modal yang sangat besar dan biaya perawatannya pun bisa dibilang murah. Tidak jarang peternak kelas kecil atau menengah berhasil meraup keuntungan antara jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Kunci utama dari penangkaran burung Gelatik jawa tidak berbeda dengan penangkaran jenis burung berkicau yang lain, yaitu ketekunan.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa anda lakukan jika ingin menangkarkan burung Gelatik Jawa, diantaranya :

Kandang Budidaya

Ukuran kandang yang ideal untuk sepasang burung Gelatik jawa adalah kandang yang berukuran 30 cm x 40 cm.
Anda bisa menggunakan kerangka kayu atau besi sebagai bahan utama untuk membuat kandang, lalu tutup dengan kawat kasa yang berukuran 1 cm x 1 cm.
Sebaiknya anda menggunakan kawat kasa agar kandang mendapatkan penyinaran yang baik dari matahari. Karena burung Gelatik sangat suka mandi maka sinar matahari yang masuk ke dalam kandang akan sangat berguna untuk penjemuran setelah burung selesai mandi.
Anda bisa menggunakan seng, genting, asbes dan tripleks sebagai atap kandang.
Jika anda tidak ingin membuat kandang sendiri, anda juga bisa membeli kandang yang sudah jadi. Biasanya kandang yang dijual sudah dilengkapi dengan sarang buatan di dalamnya. Harga kandang ini cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp 350.000,- yang berisi 6 kotak dan bisa menampung sekitar 5-10 ekor burung Gelatik Jawa..

Mempersiapkan Indukan

Untuk memulai penangkaran burung Gelatik Jawa ada beberapa hal yang harus anda persiapkan dengan baik,  salah satunya adalah pemilihan calon induk.

Penentuan induk yang baik harus dilakukan berdasarkan pengetahuan mengenai tingkah laku, jenis kelamin,dan umur burung Gelatik Jawa.

Jika ingin Penangkaran berjalan dengan sangat baik dan ingin mendapatkan indukan yang baik, maka anda juga harus mendapatkan burung Gelatik Jawa yang baik pula.

Umumnya burung yang baik tersebut dapat diperoleh dari penangkar yang sudah sukses. Harus diketahui pula bahwa kesuburan, warna, dan hal lainnya yang bersifat genetis diturunkan dari induk ke anaknya sehingga dari induk yang baik akan dapat diperoleh anakan yang baik pula.

Dari induk seperti ini kita sudah mendapatkan 50% keberhasilan. Sisanya tergantung bagaimana cara kita merawatnya.

Ciri-Ciri Indukan Yang Baik

1. Perangai lincah

Burung Gelatik Jawa tidak boleh sering berdiam diri dan harus aktif bergerak ke sana kemari. Jika ada sesuatu yang mendekati sangkarnya otomatis burung ini akan terbang kelabakan.

Yang dikhawatirkan dari burung yang diam adalah kemungkinan mengalami stres atau sedang sakit. Hal-hal seperti ini dapat berakibat fatal pada gagalnya usaha penangkaran yang sedang dilakukan.

2. Bulu tertata rapi dan tidak mengkorok

Bulu yang tertata rapi menunjukkan burung ini bersih dan tidak sedang mengalami stres. Burung Gelatik silver umumnya merawat bulu dan menatanya sesudah mandi. Apabila bulunya tampak mengkorok menandakan burung tersebut sedang menderita sakit.

3. Dubur bersih

Bagian dubur harus benar-benar diperhatikan dengan seksama. Bersih tidaknya bagian dubur menunjukkan kondisi kesehatan dari burung itu sendiri. Jangan pilih seekor burung dengan dubur yang tidak bersih dan di sekitarnya banyak kotoran.

Hal ini menunjukkan bahwa burung tersebut menderita permasalahan dengan pencernakannya. Dapat saja burung terkena mencret atau infeksi pada usus atau lambungnya. Yang dikhawatirkan hal tersebut akan menurun pada anakannya.

4. Paruh

Pilihlah burung yang letak paruh antara bagian atas dengan bagian bawahnya simetris. Jangan sampai terpilih yang cacat, yaitu antara paruh atas dengan bawahnya tidak mengatup secara sempurna. Cacat seperti ini dapat terjadi akibat perkawinan yang sedarah.

5. Lingkar mata

Lingkar mata juga merupakan salah satu petunjuk untuk mengetahui kesehatan burung. Harus diperhatikan bahwa warna lingkar mata tersebut adalah merah terang bukan pucat. Warna pucat menunjukkan kondisi burung yang kurang fit.

Burung yang baik biasanya memiliki lingkar mata yang membulat sempurna dengan ketebalan yang rata. Selain itu, lingkar matanya bersih dan halus, tidak terdapat lekukan-lekukan