Rabu, 06 Februari 2013

PAKAN BURUNG


PAKAN BURUNG

Pakan Burung
+Menu artikel halaman pakan burung

A. Unsur-unsur penting dalam pakan burung
B. Jumlah pakan yang tepat
C. Berbagai Jenis Pakan Burung
D. Tips-tips tentang pakan burung:

(1). Jenis-jenis cacing untuk pakan burung
(2) Agar rajin berkicau, stop pakan sebelum kenyang
(3) Melatih burung makan voer dan atau buah
(4) Memastikan burung kecukupan vitamin dan mineral
(5) Jenis pakan dan minuman agar merpati giring keket

Umum:

Pakan merupakan hal yang sangat vital untuk burung kita. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecocokan antara pakan dengan jenis burung yang kita rawat. Berikut ini referensi tentang pakan burung yang semoga bisa menjadi acuan untuk penghobi burung.

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam masalah pakan adalah bahwa pakan tersebut memenuhi kriteria “empat sehat lima sempurna”. Pakan harus mengandung unsur-unsur karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Jika semua unsur terpenuhi dan jumlahnya mencukupi maka kesehatan burung peliharaan itu dapat tetap terjaga. Selanjutnya dampak yang diharapkan yaitu burung mempunyai kicau yang merdu, bulu yang indah, dan perilaku yang lincah.

+A. Unsur-unsur penting dalam pakan burung

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan unsur di dalam pakan yang berfungsi sebagai sumber energi, pembakar lemak, memperkecil oksidasi protein menjadi energi, dan memelihara fungsi normal alat-alat pencernaan. Kadar karbohidrat dalam tubuh burung adalah 2%, sementara pakan burung yang baik adalah yang mengandung 70% karbohidrat, yaitu terdapat pada pepaya, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan pisang.

2. Protein

Protein merupakan zat pembangun tubuh; dapat menggantikan jaringan tubuh yang aus atau rusak; sebagai bahan baku pcmbentukan enzim, hormon, dan zat-zat antibodi; serta mengatur peredaran cairan tubuh dan zat yang larut di dalamnya ke dalam dan ke luar sel.

Kekurangan protein menyebabkan burung menjadi kurus, bulu rusak, kerdil, kanibalisme, murung, enggan berkicau, serta sering kali berperilaku mencabuti bulunya sendiri. Burung berkicau membutuhkan 35% protein dari berat badannya. Protein ini dapat diperoleh antara lain dari ikan, susu, cacing, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, kacang kedelai.

3. Lemak

Lemak merupakan sumber energi, saluran air metabolik, insulator (pengatur suhu tubuh), sebagai bantalan atau pelindung bagian tubuh, serta sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K. Apabila burung terlalu banyak mengonsumsi lemak maka burung ini berpeluang untuk mencret atau gemuk. Padahal burung yang gemuk cendcrung malas berkicau dan berbiak.

4. Vitamin dan asam amino

Vitamin berfungsi untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan sel-sel jaringan epitel, memperlancar metabolisme, membentuk jaringan pengikat, membantu pembentukan tulang, dan membantu proses pembentukan darah.

Vitamin-vitamin utama dan asam amino yang dibutuhkan burung antara lain adalah A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.

5. Mineral

Mineral merupakan pembentuk in-organik yang ada di seluruh jagad raya. Ya, tubuh makhluk hidup dibentuk dari mineral. Dan mineral juga membantu proses kimia dan elektrik yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses -proses kimia dan elektrik hanya akan berfungsi dengan benar apabila keseimbangan mineral yang sesuai diberikan pada sistem. Misalnya zat besi untuk darah, belerang untuk otot, kalsium untuk tulang, dan banyak lainnya yang secara umum memberikan kelancaran fungsional tubuh makhluk hidup.

Mineral dibutuhkan untuk pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Meskipun vitamin begitu penting, vitamin tidak dapat melakukan apa-apa untuk makhluk hidup tanpa mineral. Celakanya tubuh makhluk hidup dapat menghasilkan beberapa vitamin, tapi tidak dapat menghasilkan satu pun mineral.

Mineral yang diperlukan burung antara lain adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.

Jika burung kecukupan mineral, maka burung akan memiliki bulu kuat, mulus, berkilau sehabis molting atau ngurak alias mabung; tidak terkena rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); bebas paralysa (lumpuh); bebas perosis (tumit bengkak); anak burung menetas sehat; burung tidak mengalami urat keting (tendo); tidak terlepas sendinya, tidak tercerai (luxatio); paruh tidak meleset, tidak kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran bisa segera bertelur, telur berisi, produktivitas tinggi, daya tetas tinggi serta kematian embrio rendah.




Dengan demikian, defisiensi mineral akan menyebabkan terjadinya berbagai gangguan. Gangguan apa saja? Anda bisa melihatnya dalam tulisan di sini: PETA PENYAKIT BURUNG.
Kembali ke menu artikel atau kembali ke BERANDA

BIRD MINERAL UNTUK PENANGKARAN SUKSES
   

UNTUK RAWATAN HARIAN BURUNG PENANGKARAN

UNTUK RAWATAN HARIAN BURUNG PENANGKARAN
       

+B. Jumlah pakan yang tepat

Jumlah pakan yang diberikan untuk burung harus mencukupi kebutuhan, tetapi tidak berlebih. Jumlah yang cukup ini biasanya dapat diperkirakan berdasarkan pengamatan dan pengalaman sehari-hari pada burung peliharaan. Pakan diberikan dua kali sehari, pagi dan siang hari. Pada pagi hari biasanya jumlahnya lebih banyak daripada pakan yang diberikan pada siang hari karena pada pagi hari burung lebih aktif makan. Setiap hari pakan harus diganti dengan yang baru, terutama bila pakan berupa buah-buahan karena buah yang sudah basi dapat menyebabkan burung menjadi sakit.

Jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam sehari sangat tergantung pada faktor-faktor berikut:

1. Berat badan burung

Berat badan burung berkisar dari burung kolibri yang berbobot sekitar 10 g sampai burung unta yang berbobot sekitar 100 kg. Burung darat dengan bobot 100—1.000 g dapat makan sebanyak 5—9% dari berat tubuhnya dalam sehari, sedangkan burung berkicau yang berbo-bot 1—90 g dapat makan sebanyak 10—30% dari bobot badannya per hari.

2. Jenis pakan

Jenis pakan juga mempengaruhi jumlah pakan yang dimakan burung. Burung pemakan biji, misalnya, dapat makan per hari scbanyak 10% dari berat badannya. Sementara burung pemakan serangga mampu makan sebanyak 40% dari berat badannya. Hal ini terjadi kare-na serangga lebih banyak mengandung air daripada biji-bijian.

3. Umur burung

Umur burung juga berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dimakan seekor burung dalam sehari. Burung dewasa akan memakan pakan sekitar 10—40% dari berat badannya, sedangkan anak burung dapat makan sebanyak berat tubuhnya sendiri dalam sehari.

4. Tingkat metabolisme tubuh

Burung yang berukuran kecil, seperti burung penghisap madu dan burung kacamata, mempunyai nilai metabolisme tubuh yang lebih besar daripada burung yang berukuran besar seperti poksai, jalak, atau kasuari. Dengan demikian, burung-burung kecil ini juga memerlukan jumlah pakan yang lebih besar daripada burung-burung besar.

Jumlah pakan yang diberikan juga berkaitan dengan luas sangkar tempat hidup burung. Jika burung menempati sangkar yang kecil maka pakan yang diberikan lebih sedikit dibandingkan dengan pakan yang diberikan kepada burung yang menempati sangkar yang lebih besar. Hal ini dapat dimaklumi sebab di dalam sangkar yang kecil energi yang dikeluarkan burung relatif kecil jika dibandingkan dengan burung yang menempati sangkar besar.

Di samping faktor-faktor yang telah disebutkan, burung juga mempunyai selera terhadap suatu jenis pakan. Gejala ini disebut sebagai palatabilitas. Gejala palatabilitas ini tergantung kepada beberapa faktor yaitu satwa yang bersangkutan, pakan kesukaannya, kondisi pakan yang diberikan (dalam keadaan segar atau sudah basi), serta kesempatan memilih pakan yang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa pakan yang paling digemari oleh burung pemakan serangga adalah kroto basah, kemudian ulat hongkong, disusul oleh pepaya, dan terakhir atau pakan yang paling tidak disukai burung adalah kroto halus.

+C. Berbagai Jenis Pakan Burung

Pakan burung dapat berupa pakan hewani dan pakan nabati.

1. Hewani

Pakan hewani untuk burung antara lain kroto, serangga dan berbagai jenis ulat, cacing, ikan, daging, telur ayam/unggas lain, serta susu.

a. Kroto

Kroto merupakan larva semut ataupun semut rangrang (Oecophylla smaragdina) yang banyak digemari oleh burung-burung pemakan serangga, seperti jalak, kutilang, beo, dan poksai. Menurut jenisnya, kroto dibedakan menjadi kroto basah, kroto halus, kroto kasar, dan kroto kacang.

1) Kroto basah merupakan kroto yang paling banyak digemari oleh burung dan juga sebagai umpan pancing. Kroto jenis ini merupa-kan telur dan larva semut rangrang yang masih baru yang mem-punyai kandungan air tertinggi (78,72%) sehingga mudah sekali busuk. Jika tanpa pengawetan, umur kroto basah hanya dapat bertahan sehari. Kroto basah sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin dan dibungkus dulu dengan kertas agar air terserap kerta. Dalam kondisi ini kroto basah dapat bertahan hingga tiga hari. Di antara berbagai jenis kroto, kroto basah mempunyai kandungan gizi yang terbaik, terutama protein, yaitu 47,80%.

2) Kroto halus berupa semut-semut pekerja kecil dan besar. Tanpa pengawetan, jenis kroto ini dapat tahan selama seminggu. Di antara berbagai jenis kroto, kroto halus merupakan jenis yang paling tidak disukai burung.

3) Kroto kasar berupa induk semut ratu dan semut jantan. Jenis kroto ini juga dapat tahan seminggu.

4) Kroto kacang berupa campuran ketiga jenis kroto, yaitu kroto basah, kroto halus, dan kroto kasar, ditambah dengan jenis pakan lain, seperti kacang, jagung, padi, dedak, voer, dan beras ketan. Kroto ini dapat tahan dalam seminggu, tanpa pengawetan. Di antara jenis kroto yang lain, kroto kacang mempunyai kandungan lemak yang tertinggi (17,07%).

b. Serangga dan ulat

Banyak burung berkicau merupakan pemakan serangga, selain buah-buahan sebagai pakan tambahannya. Serangga yang banyak dijual di pasaran adalah jangkerik (Gryllus mitratus), sedangkan ulatnya berupa ulat hongkong, ulat bambu dan ulat kandang.

Ulat hongkong (Tenebrio mollitor) termasuk salah satu jenis pakan yang digemari burung. Berbagai jenis burung sangat menggemarinya. Selain semua jenis burung pemakan serangga, ulat ini juga disukai oleh elang, kuntul, rajaudang, dan nuri. Berbeda dengan kroto, jenis pakan ini sudah dapat dibudidayakan sehingga setiap saat tersedia di pasaran.

Ulat bambu (Erionota thrax) biasanya dijual dalam kemasan bumbung bambu. Berbeda dengan ulat hongkong, ulat ini mempunyai kulit yang lebih tipis dan lunak sehingga kandungan kitin di dalamnya juga lebih sedikit. Dengan kondisi tubuhnya seperti ini maka ulat ini mempunyai nilai gizi yang lebih baik untuk burung, terutama untuk anak-anak burung, yang sistem pencernaannya tergolong masih peka.

Catatan: Sebelum diberikan kepada burung, ulat hongkong sebaiknya tidak diberi pakan seperti voer tetapi berilah pakan dengan wortel atau daun pepaya. Tujuannya adalah untuk mengurangi kandungan lemaknya. Jika diberi voer, ulat hongkong malah bertambah gemuk karena numpuk karbohidrat dalam bentuk lemak di lapisan bawah kulitnya. Kadang hal ini disebut sebagai upaya untuk mengurangi risiko ulat hongkong menjadi penyebab katarak. Namun hal itu anggapan yang salah, sebab tidak ada hubungan antara ulat hongkong dan katarak pada burung.

c. Ikan

Ikan termasuk salah satu jenis pakan burung, terutama untuk jenis burung pemakan ikan (piscivora) seperti kuntul, bangau, blekok, ra-. jaudang, dan elang laut. Jenis ikan yang biasa diberikan adalah ikan mujahir dalam kondisi hidup.

d. Daging

Pakan berupa daging biasanya dikonsumsi oleh burung-burung pemangsa (predator) dan pemakan daging (karnivora). Daging ini dapat berasal dari berbagai hewan seperti sapi, kelinci, ayam, itik manila, dan tikus putih. Sementara pemangsanya adalah burung hantu, elang, rangkong, kasuari, dan gagak. Daging ini dapat disajikan dalam bentuk potongan kecil atau dalam bentuk hidup, seperti anak ayam (DOC) dan tikus putih (mencit) untuk burung hantu dan elang.

e. Susu

Jenis pakan ini umumnya diberikan kepada anak-anak burung dari keluarga merpati (Columbidae) dan paruh bengkok (Psittacidae) seperti nuri dan kakatua. Meskipun sudah dewasa, kadangkala bu’ rung-burung ini masih menyukai susu. Semua jenis susu dapat diberikan kepada burung, tetapi yang terbaik adalah susu yang berkadar lemak rendah.

f. Telur ayam/unggas lain

Telur ayam atau unggas lain yang direbus juga bisa diberikan untuk pakan burung, terutama burung-burung anakan.

g. Cacing (Lihat pembahasan masalah cacing di bawah).

2. Nabati

Pakan nabati dapat berupa sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

a. Sayuran

Sayuran biasa diberikan kepada burung, terutama untuk suku ayam hias (Phasianidae) seperti ayam, merak, kuau, dan puyuh. Pakan sayuran ini disukai pula oleh bebek, kakatua, dan parkit dan kenari. Jenis sayuran yang biasa diberikan adalah kecambah (taoge), kangkung, dan wortel untuk kakatua.

b. Buah-buahan

Hampir semua burung menyukai buah-buahan sebagai pakan utamanya atau hanya sebagai pakan tambahan. Di antara buah-buahan yang tersedia di pasar, buah yang banyak disukai burung adalah pepaya dan pisang kepok yang sudah matang. Buah untuk pakan sebaiknya yang matang pohon, jangan yang matang karena dikarbit. Selain itu, ada jenis buah lain yang juga disukai oleh burung, seperti buni, kersen (ceri), salam, beringin, dan palem.

c. Biji-bijian

Biji-bijian yang dapat diberikan kepada burung antara lain biji-bijian halus maupun biji-bijian kasar.

1) Biji-bijian halus: Biji-bijian jenis ini disukai oleh burung-burung perkutut, kakatua kelabu australia, dan betet afrika (lovebird). Jenis pakan ini meliputi biji-bijian yang berukuran kecil dan halus, yaitu milet (Panicum sp. dan Panisetum glaucum), jewawut (Panicum italia), kenari biji (canary seed, Phallaris canariensis), beras ketan hitam, pellet (voer) 511.

2) Biji-bijian kasar Biji-bijian ini disukai oleh burung-burung dari keluarga (suku) ayam hias (Phasianidae) seperti ayam hutan (merah dan hijau), kuau, merak, puter, dan tekukur. Biji-bijian kasar ini meliputi biji-bijian berukuran agak besar dan kasar, seperti jagung kering, gabah, beras merah, kacang hijau, pellet (voer) 521.

Kembali ke menu artikel atau kembali ke BERANDA

+D. Tips-tips tentang pakan burung:

+(1). Jenis-jenis cacing untuk pakan burung

Cacing saat ini digunakan secara luas oleh para penghobi burung untuk pakan hewan kesayangan mereka. Sebagaimana kita ketahui, cacing adalah hewan tingkat rendah karena tak bertulang belakang (invertebrata). Dalam konteks burung, maka kita akan membahas cacing tanah dan kerabatnya yang biasa diberikan kepada burung. Nah cacing tanah sendiri termasuk kelas oligochaeta dengan famili terpenting dari kelas ini adalah Megascilicidae dan Lumbricidae.

Oke, sebelum berbicara lebih jauh tentang manfaat cacing untuk burung, ada baiknya kita berbicara serba sedikit tentang cacing itu sendiri.

Jenis cacing yang paling banyak diternakkan saat ini berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Dan beberapa jenis yang populer antara lain adalah Pheretima, Perionyx dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.

1. Lumbricus. Cacing ini berbentuk pipih dengan jumlah segmen sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Jenis ini sering kalah bersaing dengan jenis lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Namun bila diternakkan, besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.

2. Pheretima. Cacing ini bersegmen sampai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen ke 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.

3. Perionyx. Cacung ini berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Perionyx termasuk cacing agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius.

Cacing jenis Lumbricus rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak

Beberapa Manfaat Cacing Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:

1. Bahan Pakan Ternak

Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.

2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.

Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.

3. Bahan Baku Kosmetik

Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.

4. Makanan Manusia

Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau ayam. Bahan pakan unggas yang berprotein tinggi dan berasal dari hewan biasanya cukup mahal. Cacing tanah merupakan salah satu jawaban di dalam mengatasi kelangkaan masalah protein hewani untuk unggas.

Kandungan protein cacing Dari hasil penelitian menunjukkan cacing tanah mempunyai kandungan protein cukup tinggi, yaitu sekitar 72%, yang dapat dikategorikan sebagai protein murni. Kalau dibandingkan dengan jenis bahan makanan asal hewan lainnya, misalnya ikan teri yang biasanya dipakai dalam campuran ransum unggas, mempunyai kandungan protein protein kasar berkisar antara 58-67% dan bekicot dengan kandungan protein 60,90%, masih jauh lebih rendah dibanding dengan cacing tanah.

Apalagi kalau dibandingkan dengan sumber protein dari bahan tanaman, seperti bungkil kedele, bungkil kelapa dan lain-lain, rata-rata kandungan proteinnya jauh lebih rendah dibanding cacing tanah. Demikian pula susunan asam amino yang sangat penting bagi unggas, seperti arginin, tryptophan dan tyrosin yang sangat kurang dalam bahan pakan yang lain, pada cacing tanah kandungannya cukup tinggi. Kandungan arginin cacing tanah berkisar 10,7% tryptophan, 4,4% tyrosin, 2,25%.

Oleh karena itu cacing tanah mempunyai potensi yang cukup baik untuk mengganti tepung ikan dalam ransum unggas dan dapat menghemat pemakaian bahan dari biji-bijian sampai 70%. Walaupun demikian, penggunaan cacing tanah dalam ransum unggas disarankan tidak lebih dari 20% total ransum.

Melihat kandungan protein pada cacing ini, maka cacing memang bagus untuk diberikan kepada burung. Burung apa saja, selama mau makan cacing, boleh saja diberi cacing.

Selama ini, burung yang sangat suka dengan cacing adalah anis kembang (AK) dan anis merah (AM). Namun demikian pada prakteknya, cacing juga sering diberikan untuk burung lain selama burung itu suka memakannya. Perlu digarisbawahi bahwa kesukaan burung pada cacing, termasuk masalah “kebiasaan” yang bisa dibentuk atau dilatih. Artinya, burung yang tidak doyan cacing, bisa dilatih sedikit demi sedikit agar mau cacing, terutama adalah burung-burung pemakan serangga dan/atau buah. Sedangkan burung pemakan biji, kebanyakan memang tidak suka cacing. Sedangkan jenis cacing yang bisa diberikan kepada burung antara lain adalah:

1. Cacing Kristal atau cacing merah (lumbricus rabbelus)

    Cacing kristal

Cacing ini biasa digunakan sebagai pakan ikan louhan, dan sering dijual dalam kantong plastik yang diberi media serbuk sagu dan tanah. Cacing kristal juga biasa digunakan sebagai umpan mancing dan kesukaan ikan-ikan bersisik seperti wader, tawes, lokas, jelawat, grass karp dan mujair. Ikan-ikan rawa juga senang dengan umpan ini di antaranya ikan sepat, betik, gurameh serta ikan oportunis yaitu ikan lele. Cacing ini dapat tumbuh sampai 10-15 cm dan berwarna merah-coklat gelap.

2. Cacing Bayam (eisenia sp)

    Cacing bayam

Cacing ini biasa hidup di pematang-pematang swah atau juga di sayuran yang membusuk sehingga sering disebut cacing bayam. Dapat tumbuh sampai 40 cm panjangnya dan warnanya merah pucat. Selain disuka burung, cacing ini disuka oleh ikan gabus, betutu, jambal, baung dan lele. Karena cacing ini termasuk besar, maka untuk pemberiannya kepada burung perlu dipotong-potong dulu.

3. Cacing Tanah (lumbricus terestris)

    Cacing tanah

Cacing ini di daerah jawa disebut cacing uker, karena biasanya akan melengkung atau mlungker (bahasa jawa) bila dipegang. Cacing ini mempunya segmen-segmen yang jelas, warna hitam gelap sampai abu-abu, hidup di tanah membuat liang mempunyai diameter batang tubuh yang paling besar diantara cacing lainnya dan karenanya juga perlu dipotong-potong dulu untuk diberikan kepada burung.

4. Cacing Fosfor (lumbricus sp)

    Cacing fosfor atau cacing posphor

Cacing ini kalau dipencet akan mengeluarkan getah putih yang sangat lengket di tangan dan karena mengandung phospor, cairan ini akan terlihat menyala di malam hari. Ciri khas cacing ini adalah warna tubuhnya merah kecoklatan. Cacing ini termasuk lincah gerakannya sehingga kadang perlu dimatikan (dengan dipukul-pukulkan ke kayu) sebelum diberikan kepada burung. Cacing jenis banyak dibudidayakan untuk digunakan sebagai bahan baku obat. Cacing ini dapat berukuran sampai 30 cm. (Sumber:poultryindonesia.com, alfaqirbinmiskin.blogspot, dan beberapa sumber lainnya).

Kembali ke menu artikel atau kembali keBERANDA

+(2) Agar rajin berkicau, stop pakan sebelum kenyang

Berikut ini adalah salah satu kiat perawatan burung harian yang mungkin sudah banyak diterapkan oleh para kicaumania, namun setahu saya tidak pernah dibahas secara detil.

Tulisan ini bertolak dari suatu asumsi (berdasarkan pengamatan atas perilaku burung dan juga manusia, hehehe) bahwa dalam kondisi kekenyangan, burung (dan juga manusia-lah) cenderung malas-malasan. Manifestasi malas2an ini, kalau burung ya nggak rajin bunyi, kalau manusia ya akan segera menuju kamar tidur lantas mendekap guling….

Dalam konteks burung, ada saran dari saya: berikan pakan ketika lapar dan stop pemberian sebelum kenyang (atau kekenyangan). Tapi perlu diingat, bahwa ini adalah pola perawatan bagi mereka yang “sempat” dan bisa konsisten.

Caranya, setelah burung mandi (pada pagi hari, kalau biasa dimandikan pagi) katakanlah jam 7, berikan pakan seperti sediakala. Selepas jam 9, keluarkan wadah pakan. Ini bertujuan agar burung tidak makan melulu setelah itu. Sekitar jam 12, baru wadah pakan dimasukkan lagi. Kalau siang biasanya diberi tambahan jangkrik entah berapa ekor misalnya, ya berikan seperti sediakala. Keluarkan lagi wadah pakan sekitar jam 13. Masukkan lagi pada jam 17-an atau setengah jam sebelum burung masuk peraduan. Dan keluarkan wadah pakan bersamaan dengan Anda mengerodong burung, atau kalau yang tidak biasa kerodong, ya pokoknya keluarkan wadah pakan agar burung tidak makan di malam hari.

Pola di atas memang tidak baku, terserah Anda bagaimana mengaturnya yang jelas tujuannya adalah agar burung tidak makan melulu dan kekenyangan. Burung yang selalu kenyang, selain relatif tidak rajin bunyi, juga gampang menjadi gemuk. Padahal kalau burung kegemukan, pastilah relatif nggak rajin bunyi.

Catatan: Pola pengaturan pakan seperti ini berlaku untuk burung dalam kondisi normal (tidak sakit/ mabung; tidak dalam treatment khusus menghadapi lomba dsb) dalam perawatan sehari-hari.

Pola pengaturan pakan seperti ini mutlak diterapkan kepada burung2 jenis tertentu (dalam kondisi normal untuk perawatan sehari-hari) yang kerjanya kebanyakan makan melulu seperti kenari. Jangan biarkan sangkar kenari Anda selalu ada pakan di dalamnya, karena selama ada pakan, kenari tidak pernah berhenti makan. Atau, cukup letakkan pakan kenari 1 sendok makan (atau bahkan kurang) pada pagi hari (dengan asumsi masih ada sayur/buah, atau kadang malah telor puyuh dsb). Cukupkan itu untuk makan kenari dalam sehari. Kalau sore hari sudah kosong, biarkan saja. Dan baru diberi lagi pagi hari keesokannya.

Terapkan ini secara konsisten, niscaya burung Anda yang seharusnya rajin bunyi tetapi angin2an, menjadi rajin bunyi.

Kembali ke menu artikel atau kembali ke BERANDA

+ (3) Melatih burung makan voer dan atau buah

Melatih burung makan voer. Untuk burung pemakan buah, taburkan dan tekan voer di pisang atau kates. Kalau dia makan pisangnya, lama-lama juga terbiasa dengan voernya dan nantinya akan mau makan voer.

Sementara itu untuk melatih burung bukan pemakan buah agar mau makan voer, bisa menggunakan kroto yang dicampur voer dengan perbandingan 1-1. Semakin lama, porsi kroto dikurangi sampai akhirnya burung mau makan voer.

Kembali ke menu artikel atau kembali ke BERANDA

+(4) Memastikan burung kecukupan vitamin dan mineral

Pastikan burung Anda mengonsumi vitamin dan mineral yang cukup. Jika Anda kurang yakin, berikan saja pakan standar seperti yang biasa Anda lakukan dan gunakan BirdVit serta Bird Mineral. Kedua produk ini sudah cukup untuk memberikan semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung.

BirdVit

Penggunaan utama/ hilangkan indikasi:

Burung bakalan, burung pucat, nyekukruk, bulu mekar, tidak gacor, sakit-sakitan, kurang power, mental lemah, turun tangkringan ketika ditrek, tidak segera produksi/infertil, anakan mati muda, kaki pengkor, kaki lemah, bulu mudah rontok.

Deskripsi: BirdVit adalah multivitamin dan multimineral dalam bentuk powder/ tepung khusus untuk burung. Selain untuk pengobatan berbagai penyakit karena disefisiensi fungsi organ, juga MENJAGA KESEHATAN BURUNG AGAR SELALU PRIMA.

Kandungan: Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3; Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate; Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.

BirdMineral

Penggunaan utama/ hilangkan indikasi: Rachitis (tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal), paralysa (lumpuh), perosis (tumit bengkak), anak burung menetas cacat, urat keting (tendo), terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset, kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; burung di penangkaran tidak segera bertelur, telur tidak berisi, produktivitas rendah, daya tetas rendah, serta banyak terjadi kematian embrio.

Kandungan: BirdMineral (BMN) berisi multi mineral dalam bentuk serbuk/ tepung, antara lain Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin, Kalium, Vit B12, Vit D3.

Deskrispi Fungsi: BirdMineral/BMN juga berfungsi menjaga pertumbuhan bulu yang bagus ketika burung mengalami mabung/molting sehingga bulu tumvuh kuat, sehat dan bercahaya. BirdMineral/BMN sangat direkomendasikan untuk diberikan ke burung baik burung kicauan, burung yang ditangkarkan dan juga merpati (balap sprint maupun tinggian).

Kembali ke menu artikel
       

BURUNG TANGKARAN BEBAS PARASIT
   

BURUNG SEHAT PASTI BUNYI, BURUNG SEHAT BEREPRODUKSI

+(5) Jenis pakan dan minuman agar merpati giring keket

Kemampuan terbang merpati sangat tergantung pada kesehatannya. Kondisi kesehatan juga sangat tergantung dari pakan dan minuman yang diberikan kepada merpati. Pemberian pakan yang tepat, dengan demikian, sangat penting untuk diperhatikan.

Makanan yang diperlukan oleh burung datang dari dua sumber, yakni protein dan karbohidrat. Karbohidrat adalah persenyawaan karbon dan hidrogen, seperti pada gula, tepung kanji dan selulose. Protein sendiri merupakan persenyawaan yang mengandung unsur nitrogen, seperti yang ditemukan pada abumin, fibrin, dan caesin yang membentuk jaringan-jaringan pada burung.

Dengan mengetahui komposisinya, kita akan bisa memberikan pakan untuk burung berdasar mutunya dan bukan pada murah dan mahalnya harga. Banyak penghobi burung, termasuk merpati, yang mengorbankan mutu burung mereka dengan memberi pakan yang asal murah.

Sebenarnya mencampur pakan sendiri untuk burung bisa kita lakukan asal kita tahu tentang keperluan burung dan nilai gizi dari biji-bijian dan semua bahan yang kita pakai. Cara ini bahkan lebih baik, sebab kita dapat membuat campuran yang sesuai dengan keperluan burung.

Burung yang diternakkan akan memerlukan protein yang tinggi, burung yang dipertandingkan untuk terbang dalam jarak pendek akan memiliki kebutuhan protein yang berbeda dengan burung yang dipertandingkan dalam jarak jauh.

Begitu pula campuran makananan di musim kemarau berbeda dengan keperluan campuran pakan pada musim penghujan. Ada juga orang yang memberikan pakan dengan cara berbeda, tergantung kebiasaan dan tujuan khusus pemberian pakan dengan cara yang berbeda tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan Untuk memilih bijian bagi merpati kita, adalah bijian tersebut benar-benar matang pohon dan kering. Penyakit mencret dan penyakit perut lainnya dapat terjadi karena burung memakan bijian yang belum matang. Kita bisa mengetahuinya dengan cara menggigit bijian itu, Biji yang baik akan terasa keras dan bila digigit akan pecah dalam butiran yang keras pula.

Selain itu makanan harus bebas dari kotoran dan debu. Pakan yang sudah dimakan ngengat, habis diacak-acak tikus dan binatang lain, jangan pernah diberikan kepada merpati kita.

Selain bijian, merpati juga memerlukan grit, yaitu campuran mineral, yang juga diperlukan bagi keberhasilan burung untuk terbang memenangkan pertandingan. Keperluan mineral merpati sangat tinggi. Selain sebagai sumber mineral, grit juga membantu burung menghancurkan bijian yang dimakannya, dan ini ditempatkan di empedal yang merupakan bagian terpenting dari merpati. Makanan dihancurkan di empedal dan di tempat inilah grit berfungsi sebagai alat pembantu. Grit juga membantu perkembangan burung-burung merpati muda, dan juga mencegah keluarnya telur lunak pada merpati yang sedang ditangkarkan.

Campuran grit yang baik terdiri dari: 45% kulit kerang yang dihancurkan dalam ukuran sedang 35% berupa pecahan-pecahan kecil batu gamping/kapur atau batu granit 10% pecahan kecil dari arang kayu (kayu-kayu yang keras) 5% tepung tulang 5% tepung kapur 4% garam 1% apa yang disebut venetian red

Memberikan pakan burung sebaiknya dilakukan dua kali sehari. Jangan sampai kekenyangan dan membuat gemuk, sebab kegemukan akan menyebabkan banyak masalah.

Air minum memegang pernanan penting. Burung dapat tahan tidak makan untuk beberapa hari tanpa tanda-tanda pengaruh buruk pada kesehatannya. Tetapi kalau burung tidak minum dalam 24 jam boleh jadi ada organ tubuh yang rusak.

Untuk menjaga kesehatan burung, disarankan mengganti air minumnya dua kali sehari agar burung selalu mendapatkan air yang tidak tercemar.

Minuman untuk rawatan harian

Berkaitan dengan pakan ini saya disarankan untuk pemberian vitamin dan mineral untuk memastikan merpati tidak mengalami avitaminosis (penyakit karena kekurangan vitamin tertentu) dan malnutrisi (penyakit karena kekurangan atau kesalahan pemberian mineral).

Salah satu multivitamin dan mineral yang bisa digunakan adalah BirdVit. BirdVit adalah multivitamin dan multimineral dalam bentuk powder/ tepung khusus untuk burung, termasuk merpati.

Selain untuk pengobatan berbagai penyakit karena disefisiensi fungsi organ, BirdVirt juga MENJAGA KESEHATAN BURUNG AGAR SELALU PRIMA. BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan merpati, seperti: • Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. • Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. • Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.

BirdVit dijual dalam beberapa kemasan dengan kemasan terkecil 25 gram dengan harga Rp. 25.000. Pemberian BirdVit dengan cara dilarutkan dalam air minum burung. Untuk merpati sakit, diberikan dengan dosis 2 gram untuk setiap 1 liter air, sementara untuk penggunaan harian (tanpa efek samping) 2 gram untuk 1,5 s/d 2 liter air. Informasi mengenai BirdVit, bisa diklik tulisan ini.

Minuman agar merpati giring keket

Sementara itu kalau penghobi merpati menghadapi masalah dengan burung yang sulit giring, disarankan digunakan PIGEON-VIT. Ya, giring yang lengket, keket yang punya gereget mutlak dipunyai pasangan merpati untuk lomba balap sprint. PIGEON VIT memastikan merpati giring, keket, hanya dalam waktu singkat. Sebab, Pigeon-Vit mengandung unsur-unsur vitamin dan mineral serta asam amino khusus untuk membangkitkan libido burung merpati. Untuk informasi mengenai PIGEON VIT bisa dilihat dalam tulisan ini.

Rawatan memasuki masa telur

Ketika merpati memang kita siapkan untuk segera mempunyai anakan, maka minumannya bisa kita tambahkan BirdMature (BMR). BirdMature adalah multivitamin dan multi mineral cair yang dilengkapi dengan suplemen lain yang lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan merpati induk dan merpati anakan/piyikan.

Fungsi utama BirdMature/BMR adalah meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi merpati, meningkatkan daya tahan tubuh piyikan, menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.

BirdMature/BMR sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga mencapai produksi merpati yang optimal, menjaga kesehatan indukan dan menstabilkan fungsi reproduksi burung. Penggunaan BirdMature/BMR adalah diteteskan langsung ke paruh burung-burung indukan atau calon indukan (khususnya untuk burung-burung pemakan biji).

Untuk merpati, BirdMature bisa digunakan antara 4-7 tetes (untuk jantan dan betina), dan diberikan sehari sekali selama merpati betina kita siapkan untuk bertelur. Informasi mengenai BirdMature, bisa