Sabtu, 13 Oktober 2012

Galapagos Cormorant: Burung Terbesar di Keluarga Pecuk




Pecuk atau disebut juga kormoran (dari bahasa Inggris: cormorant) merupakan sekelompok burung yang berada dalam keluarga Phalacrocoracidae. Postur tubuhnya bervariasi. Yang terkecil adalah pecuk kerdil (Phalacrororax pygmaeus) dengan ukuran 45 cm dan berat 340 gram. Galapagos cormorant (Phalacrocorax harrisi), burung endemik yang hanya dijumpai di Kepulauan Galapagos, menjadi burung terbesar di keluarga pecuk. Ukuran tubuhnya sekitar 1 meter dengan berat rata-rata 5 kg.

Sebenarnya kormoran kacamata (Phalacrocorax perspicillatus) memiliki postur yang lebih besar dari kormoran Galapagos. Bobotnya bisa mencapai 6,3 kg. Sayangnya, belum lama ini burung tersebut telah dinyatakan punah.
Kormoran galapagos memiliki bulu berwarna gelap. Paruhnya panjang, tipis, dan berkait tajam. Hal ini sangat berguna untuk menangkap dan memegang ikan yang menjadi mangsanya. Kakinya berselaput di antara keempat jarinya.

Ekologi dan Kebiasaan
Seperti keluarga pecuk lainnya, kormoran galapagos lebih sering menghabiskan waktunya di sekitar pantai. Mereka jarang terlihat berada jauh di tengah laut, meski memiliki kemampuan bagus dalam berenang (karena memiliki selaput di antara jari-jari kaki, sebagaimana terdapat pada itik dan angsa).
Berbeda dari sebagian besar pecuk lainnya, pecuk galapagos sama sekali tidak bisa terbang. Ia justru jago berenang, terutama saat mencari makanan di perairan laut.
Makanan utama pecuk galapagos  antara lain ikan, belut kecil, dan ular laut. Mereka sering menyelam di perairan laut untuk mengejar mangsa. Kedua kakinya digunakan untuk mendayung dan mendorong tubuhnya agar bisa bergerak cepat di dalam air. Spesies ini bahkan mampu menyelam hingga kedalaman 45 meter.
Seluruh spesies pecuk, termasuk pecuk galapagos, memiliki kelenjar minyak khusus untuk melindungi bulu dan seluruh tubuhnya dari hawa dingin di perairan. Terdapat perdebatan di kalangan ahli unggas mengenai kondisi bulu pecuk saat berada di air. Sebagian ahli berpendapat, bulu pecuk memang tahan air. Artinya, meski berada di dalam air, bulu-bulunya tidak basah. Sebagian ahli yang lain mengatakan, lapisan terluar bulunya dapat basah namun tidak mampu membasahi kulit burung.
Pendapat terakhir ini nampaknya dialami pecuk galapagos. Terbukti usai menangkap mangsa, mereka pasti akan kembali ke pantai dan langsung menjemur sayapnya di bawah sinar matahari. Kebiasaan ini diduga berkaitan dengan pengaturan panas tubuh, membantu pencernaan, atau untuk keseimbangan tubuh.
Saat musim kawin tiba, pecuk bersarang dalam koloni di pepohonan, pulau karang, atau tebing-tebing curam di tepi laut. Telur berwarna biru, dan umumnya hanya berjumlah satu butir setiap tahun. Induk betina memberi makanan kepada anaknya dengan cara melolohkan muntahan saripati makanan yang sudah dicernanya. Ya, sama seperti perkutut, derkuku, puter, merpati, hingga lovebird. (*)