Kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman tentang burung Panca
Warna. Jenis burung Panca Warna adalah jenis burung yang memiliki
warna 5 jenis seperti namanya, bahkan mungkin masih satu ras dengan
burung Robin. Perbedaan dari keduanya adalah dari jumlah warna dan
bagian letak warnanya serta ukuran tubuh dari kedua burung tadi. Namun
warna suara dan nada kicaunya sangat mirip walaupun tetap ada
perbedaan. Kicau burung Panca Warna tidak terlalu kerap, sedangkan
burung Robin (jantan) pasti frekuensi kicaunya sangat kerap. Lain
halnya jika Robin betina, kicaunya tidak terlalu kerap. Jenis burung
ini terbilang langka, namun untuk burung Panca Warna, masih banyak
dijumpai di pasar burung di Surabaya. Habitat burung jenis ini ada
yang bilang dari luar negeri, dan ada yang bilang dari pulau luar jawa
alias lokal. Menurut saya sendiri, di Indonesia pastinya ada,
mengingat sejak kasus flu burung terjadi, impor burung sudah tidak
mungkin dilakukan. Walaupun pada kenyataanya, flu burung tidak
menyerang burung kicauan, melainkan menyerang unggas di peternakan.
Bahkan saya belum pernah dengar ada yang terserang penyakit flu burung
karena memelihara burung kicauan. Kembali pada bahasan, burung Panca
Warna dulu saya beli dengan harga Rp.125 ribu di pasar burung
Surabaya. Sepertinya halnya Robin, burungnya lincah tetapi ukurannya
lebih besar. Dengan ukuran yang lebih besar, tentu saja volume suara
juga lebih besar. Suka makan buah2an, sehingga untuk beralih makanan
ke voor pun mudah. Tapi untuk urusan air minum, Panca Warna sangatlah
boros. Disamping untuk minum, kadang dipakai untuk mandi. Jadi jika
anda pelihara burung yang satu ini, perlu perhatian ekstra. Karena
burung Panca Warna milik saya mati akibat dehidrasi waktu saya tinggal
pulang kampung 1 hari saja. Waktu saya datang, burung kelihatan masih
lincah walaupun tampak kehausan. Namun setelah saya berikan air, si
burung langsung minum berkali-kali. Sebentar kemudian, tampak limbung
dan tak tertolong lagi. Mungkin kalau dikasih minuman suplemen
(Redbull) masih bisa tertolong, soalnya udah pernah mencoba pada
burung Glatik Watu ternyata lumayan membantu.
Burung Panca Warna sangat bagus buat masteran burung kenari. Pada
pengalaman saya, tetangga mempunyai kenari jenis wortel yang masih
muda sehingga mampu menirukan kicau burung Panca Warna tetapi dengan
kicau versi kenari. Jika didengar, hasilnya sangat bagus. Sayangnya,
kenari tadi hilang dicuri orang, padahal tinggal "jadi"nya..he he he..
Namun itu adalah pengalaman 6 tahun yang lalu, entah sekarang gimana
perkembangannya. Kalau info dari para pengepul (penadah burung
tangkapan), burung Panca Warna biasa didatangkan dari pulau Sumatera.
Untuk membedakan antara jantan dan betina, seingat saya cukup mudah.
Yang jantan sudah pasti memiliki 5 warna, sedangkan yang betina hanya
didominasi warna coklat. Lain halnya dengan Robin, dimana perbedaannya
adalah dari warna paruhnya. Robin jantan memiliki warna paruh merah
tajam seperti cabe yang matang, sedangkan yang betina memiliki warna
orange atau seperti warna cabe yang hampir matang.
Demikian sedikit pengalaman yang bisa saya ceritakan, bila ada
perbedaan pendapat berdasarkan pengalaman, silahkan sharing lewat
komentar agar bisa melengkapi cerita yang saya sampaikan. Salam!
Warna. Jenis burung Panca Warna adalah jenis burung yang memiliki
warna 5 jenis seperti namanya, bahkan mungkin masih satu ras dengan
burung Robin. Perbedaan dari keduanya adalah dari jumlah warna dan
bagian letak warnanya serta ukuran tubuh dari kedua burung tadi. Namun
warna suara dan nada kicaunya sangat mirip walaupun tetap ada
perbedaan. Kicau burung Panca Warna tidak terlalu kerap, sedangkan
burung Robin (jantan) pasti frekuensi kicaunya sangat kerap. Lain
halnya jika Robin betina, kicaunya tidak terlalu kerap. Jenis burung
ini terbilang langka, namun untuk burung Panca Warna, masih banyak
dijumpai di pasar burung di Surabaya. Habitat burung jenis ini ada
yang bilang dari luar negeri, dan ada yang bilang dari pulau luar jawa
alias lokal. Menurut saya sendiri, di Indonesia pastinya ada,
mengingat sejak kasus flu burung terjadi, impor burung sudah tidak
mungkin dilakukan. Walaupun pada kenyataanya, flu burung tidak
menyerang burung kicauan, melainkan menyerang unggas di peternakan.
Bahkan saya belum pernah dengar ada yang terserang penyakit flu burung
karena memelihara burung kicauan. Kembali pada bahasan, burung Panca
Warna dulu saya beli dengan harga Rp.125 ribu di pasar burung
Surabaya. Sepertinya halnya Robin, burungnya lincah tetapi ukurannya
lebih besar. Dengan ukuran yang lebih besar, tentu saja volume suara
juga lebih besar. Suka makan buah2an, sehingga untuk beralih makanan
ke voor pun mudah. Tapi untuk urusan air minum, Panca Warna sangatlah
boros. Disamping untuk minum, kadang dipakai untuk mandi. Jadi jika
anda pelihara burung yang satu ini, perlu perhatian ekstra. Karena
burung Panca Warna milik saya mati akibat dehidrasi waktu saya tinggal
pulang kampung 1 hari saja. Waktu saya datang, burung kelihatan masih
lincah walaupun tampak kehausan. Namun setelah saya berikan air, si
burung langsung minum berkali-kali. Sebentar kemudian, tampak limbung
dan tak tertolong lagi. Mungkin kalau dikasih minuman suplemen
(Redbull) masih bisa tertolong, soalnya udah pernah mencoba pada
burung Glatik Watu ternyata lumayan membantu.
Burung Panca Warna sangat bagus buat masteran burung kenari. Pada
pengalaman saya, tetangga mempunyai kenari jenis wortel yang masih
muda sehingga mampu menirukan kicau burung Panca Warna tetapi dengan
kicau versi kenari. Jika didengar, hasilnya sangat bagus. Sayangnya,
kenari tadi hilang dicuri orang, padahal tinggal "jadi"nya..he he he..
Namun itu adalah pengalaman 6 tahun yang lalu, entah sekarang gimana
perkembangannya. Kalau info dari para pengepul (penadah burung
tangkapan), burung Panca Warna biasa didatangkan dari pulau Sumatera.
Untuk membedakan antara jantan dan betina, seingat saya cukup mudah.
Yang jantan sudah pasti memiliki 5 warna, sedangkan yang betina hanya
didominasi warna coklat. Lain halnya dengan Robin, dimana perbedaannya
adalah dari warna paruhnya. Robin jantan memiliki warna paruh merah
tajam seperti cabe yang matang, sedangkan yang betina memiliki warna
orange atau seperti warna cabe yang hampir matang.
Demikian sedikit pengalaman yang bisa saya ceritakan, bila ada
perbedaan pendapat berdasarkan pengalaman, silahkan sharing lewat
komentar agar bisa melengkapi cerita yang saya sampaikan. Salam!