Anak jangkrik yang baru menetas sampai pada usia kurang lebih 1 – 20 hari memiliki kondisi tubuh yang sangat rentan terhadap pengaruh dari luar, misalnya pengaruh cuaca, makanan, dan lingkungan di sekitarnya. Anak-anak jangkrik sampai kurang lebih umur satu minggu masih perlu beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka yang baru. Oleh sebab itu, kelembaban dan suhu udara di dalam kotak pembesaran harus dijaga agar sesuai dengan kebutuhan hidup anak-anak jangkrik tersebut.
Makanan yang diberikan pada masa awal pertumbuhan harus lunak dan mudah dicerna, misalnya daun kubis muda, jagung muda, dan kecambah kacang hijau. Makanan tersebut ditempatkan pada tempat yang mudah dipindah-pindahkan dan mudah diambil untuk diganti dengan makanan yang baru tanpa mengganggu anak-anak jangkrik tersebut. Tempat makan sebaiknya tidak pada satu tempat, tetapi ada beberapa tempat yang merata. Jika ingin meletakkan tempat makanan tersebut diletakkan di sudut-sudut kotak. Keuntungan penempatan makanan di sudut-sudut kotak adalah anak-anak jangkrik dapat dengan mudah menemukan makanan karena mereka sering berkumpul di sudut-sudut kotak.
Kelemahan penempatan makanan di satu tempat saja adalah kemungkinan banyak anak jangkrik yang tidak mengetahui makanan yang disediakan. Apabila media penetasan diletakkan pada tempat yang luas, kemungkinan anak jangkrik yang sudah menetas langsung menyebar di seluruh permukaan kotak. Akibatnya, banyak anak jangkrik yang tidak mendapatkan makanan sehingga pertumbuhan tidak sama. Dalam jangka waktu kurang lebih tiga minggu, pertumbuhan anak jangkrik dalam satu kotak pembesaran tampak berbeda-beda.
Cara mengatasi pertumbuhan anak jangkrik yang berbeda-beda dalam satu kotak pembesaran adalah dengan menempatkan anak jangkrik yang baru saja menetas pada tempat yang lebih sempit, misalnya ember, sampai jangka waktu tertentu ( kurang lebih 15 hari ). Dengan cara demikian, makanan yang diberikan dapat dengan mudah diketahui oleh anak jangkrik secara keseluruhan sehingga pertumbuhan anak-anak jangkrik tersebut menjadi seragam. Pada minggu kedua, anak-anak jangkrik tersebut dapat dipindahkan pada tempat yang lebih luas, misalnya dipindahkan ke kotak pembesaran.
Makanan yang diperlukan pada masa-masa pertumbuhan awal anak jangkrik adalah jenis makanan yang bersifat merangsang pertumbuhan. Makanan yang diberikan tersebut harus mengandung nutrisi dengan kandungan beberapa unsur yang dibutuhkan oleh anak jangkrik, misalnya unsur karbohidrat, protein, dan lemak. Unsur karbohidrat dapat diperoleh melalui jenis makanan yang banyak terdapat pada umbi-umbian. Unsur protein dan lemak dapat diperoleh melalui makanan buatan yang berasal dari tepung beras merah, kacang hijau, jagung, kedelai dengan kandungan protein 20% dan lemak 8%.
Pemberian makan umbi-umbian pada anak jangkrik usia dini, sebaiknya menunggu setelah anak jangkrik berumur kurang lebih satu minggu. Pemberian makan dapat dengan cara memotong-motong umbi tipis-tipis dan dijemur pada terik matahari selama satu hari, kemudian diberikan pada anak jangkrik. Jika direbus terlebih dahulu, umbi-umbian tersebut dipotong tipis-tipis dahulu kemudian diberikan pada anak jangkrik. Makanan yang diberikan harus cukup dan setiap hari harus diganti dengan makanan yang baru. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam karena jangkrik termasuk binatang malam dan menjalankan aktivitasnya pada malam hari, termasuk mencari makanan. Sedangkan pada siang hari, jangkrik lebih banyak beristirahat dan tidur ditempat-tempat yang tersembunyi. Oleh karena itu, pemberian makanan pada siang hari justru akan mengganggu jangkrik yang sedang beristirahat atau tidur.
Sisa-sisa makanan harus segera diambil dan dibuang agar tidak mencemari lingkungan kotak pembesaran. Sedangkan pemberian tepung biji-bijian dapat diberikan sejak awal anak jangkrik mulai makan. Makanan dari tepung biji-bijian tersebut dapat ditambahkan beberapa lembar daun sawi atau daun kubis untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran dan air minum.
Makanan yang diberikan pada masa awal pertumbuhan harus lunak dan mudah dicerna, misalnya daun kubis muda, jagung muda, dan kecambah kacang hijau. Makanan tersebut ditempatkan pada tempat yang mudah dipindah-pindahkan dan mudah diambil untuk diganti dengan makanan yang baru tanpa mengganggu anak-anak jangkrik tersebut. Tempat makan sebaiknya tidak pada satu tempat, tetapi ada beberapa tempat yang merata. Jika ingin meletakkan tempat makanan tersebut diletakkan di sudut-sudut kotak. Keuntungan penempatan makanan di sudut-sudut kotak adalah anak-anak jangkrik dapat dengan mudah menemukan makanan karena mereka sering berkumpul di sudut-sudut kotak.
Kelemahan penempatan makanan di satu tempat saja adalah kemungkinan banyak anak jangkrik yang tidak mengetahui makanan yang disediakan. Apabila media penetasan diletakkan pada tempat yang luas, kemungkinan anak jangkrik yang sudah menetas langsung menyebar di seluruh permukaan kotak. Akibatnya, banyak anak jangkrik yang tidak mendapatkan makanan sehingga pertumbuhan tidak sama. Dalam jangka waktu kurang lebih tiga minggu, pertumbuhan anak jangkrik dalam satu kotak pembesaran tampak berbeda-beda.
Cara mengatasi pertumbuhan anak jangkrik yang berbeda-beda dalam satu kotak pembesaran adalah dengan menempatkan anak jangkrik yang baru saja menetas pada tempat yang lebih sempit, misalnya ember, sampai jangka waktu tertentu ( kurang lebih 15 hari ). Dengan cara demikian, makanan yang diberikan dapat dengan mudah diketahui oleh anak jangkrik secara keseluruhan sehingga pertumbuhan anak-anak jangkrik tersebut menjadi seragam. Pada minggu kedua, anak-anak jangkrik tersebut dapat dipindahkan pada tempat yang lebih luas, misalnya dipindahkan ke kotak pembesaran.
Makanan yang diperlukan pada masa-masa pertumbuhan awal anak jangkrik adalah jenis makanan yang bersifat merangsang pertumbuhan. Makanan yang diberikan tersebut harus mengandung nutrisi dengan kandungan beberapa unsur yang dibutuhkan oleh anak jangkrik, misalnya unsur karbohidrat, protein, dan lemak. Unsur karbohidrat dapat diperoleh melalui jenis makanan yang banyak terdapat pada umbi-umbian. Unsur protein dan lemak dapat diperoleh melalui makanan buatan yang berasal dari tepung beras merah, kacang hijau, jagung, kedelai dengan kandungan protein 20% dan lemak 8%.
Pemberian makan umbi-umbian pada anak jangkrik usia dini, sebaiknya menunggu setelah anak jangkrik berumur kurang lebih satu minggu. Pemberian makan dapat dengan cara memotong-motong umbi tipis-tipis dan dijemur pada terik matahari selama satu hari, kemudian diberikan pada anak jangkrik. Jika direbus terlebih dahulu, umbi-umbian tersebut dipotong tipis-tipis dahulu kemudian diberikan pada anak jangkrik. Makanan yang diberikan harus cukup dan setiap hari harus diganti dengan makanan yang baru. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam karena jangkrik termasuk binatang malam dan menjalankan aktivitasnya pada malam hari, termasuk mencari makanan. Sedangkan pada siang hari, jangkrik lebih banyak beristirahat dan tidur ditempat-tempat yang tersembunyi. Oleh karena itu, pemberian makanan pada siang hari justru akan mengganggu jangkrik yang sedang beristirahat atau tidur.
Sisa-sisa makanan harus segera diambil dan dibuang agar tidak mencemari lingkungan kotak pembesaran. Sedangkan pemberian tepung biji-bijian dapat diberikan sejak awal anak jangkrik mulai makan. Makanan dari tepung biji-bijian tersebut dapat ditambahkan beberapa lembar daun sawi atau daun kubis untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran dan air minum.