Penjodohan burung kenari dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Menurut seorang pakar kenari sebagaimana dikutip Sridadi dalam buku "Beternak burung kenari", penjodohan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yakni: (1) penjodohan dengan pasangan tetap, (2) penjodohan dengan pasangan tidak tetap, dan (3) penjodohan secara massal.
Proses penjodohan ini dilakukan setelah Anda melakukan pemilihan induk burung kenari.
1. Pasangan TetapPenjodohan dengan pasangan tetap adalah proses penjodohan yang diiakukan dengan menggunakan pasangan yang sama. Penjodohan dengan pasangan tetap dapat juga dibedakan menjadi dua pengertian, yakni:
(1) penjodohan dengan pasangan tetap dan hanya satu pasang, dan
(2) penjodohan dengan pasangan tetap dengan beberapa indukan (2—4 induk).
Artinya, untuk satu pejantan dapat dijodohkan dua sampai empat indukan secara bergantian.
Penjodohan dengan pengertian pertama umumnya antara induk betina dan pejantan tidak pernah dipisahkan sejak proses penjodohan, bertelur, menetas, dan membesarkan anak. Induk jantan dan betina bersama-samamembesarkan anak-anaknya. Dengan demikian, induk jantan tidak terforsir untuk mengawini beberapa indukan betina sehingga kondisi kesehatannya tetap baik.
Penjodohan dengan pasangan yang tetap menurut beberapa peternak dianggap kurang efektif karena satu jantan hanya dikawinkan dengan satu betina. Padahal, satu induk jantan dapat dikawinkan dengan beberapa induk betina selama waktu istirahat dan menu makanannya terjamin.
2. Pasangan Tidak TetapPenjodohan dengan pasangan tidak tetap umumnya dilakukan oleh penangkar yang hanya memiliki induk jantan terbatas, sedangkanjumlah induk betina cukup banyak. Proses penjodohannya hanya berdasarkan situasi, misalnya ketika ada induk betina yang sudah dijodohkan karena anak-anaknya sudah dapat makan sendiri.
Jika induk betina tersebut sudah tampak siap kawin lagi, maka dapat segera dijodohkan dengan induk jantan lain supaya tidak terlambat untuk bertelur lagi.
Keuntungan penjodohan burung kenari dengan pasangan yang tidak tetap adalah produksi telur dan anakan kenari dapat berlangsung terus-menerus sampai batas waktu tertentu.
Sedangkan kelemahan penjodohan burung kenari dengan pasangan yang tidak tetap adalah kualitas anakan kenari yang dihasilkan kurang bagus, baik dan segi warnanya maupun suaranya. Sebab, penangkar umumnya tidak memperhatikan latar belakang penjodohan tersebut, mereka hanya berorientasi padajumlah produksi yang dihasilkan.
Di samping itu, induk jantan yang digunakan secara terus-menerus dan kurang beristirahat menyebabkan vitaĆitasnya cepat menurun. Burung kenari jantan yang terlalu diforsir untuk mengawini induk kenari akan menghasilkan anakan kenari yang kualitasnya kurang bagus.
Agar kualitas pejantan selalu dalam kondisi prima, maka kualitas pakan dan kebutuhan menu pakan harus sungguh-sungguh diperhatikan. Makanan yang diberikan harus lebih baik daripada biasanya agar kebutuhan energi dan nilai kalori yang masuk ke dalam tubuh kenari seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan.
Jika tenaga yang dikeluarkan lebih besar daripada kebutuhan energi, maka lama kelamaan kondisi burung tersebut akan semakin menurun dan akhimya dapat menyebabkan kematian.
3. Penjodohan secara Massal
Penjodohan burung kenari secara massal dilakukan dengan cara memasukkan beberapa kenari j antan dan betina menjadi satu dalam sangkar yang cukup besar.
Cara penjodohan kenari secara masal ini umumnya sudah ditinggalkan oleh para penangkar. Keuntungan penjodohan kenari secara massai ini adalah pemberian pakan relatif cepat. Sedangkan keiemahan penjodohan kenari secara massal adalah:
a) burung-burung kenari tersebut lebih lama mencari jodoh;
b) proses perkawinan terganggu karena sifat pejantan adalah suka bertarung dengan sesama pejantan lain;
c) burung kenari yang kalah akan sedikit mengkonsumsi makanan sehingga menjadi kurus dan mudah terserang penyakit;
d) jika satu atau dua burung kenari terinfeksi penyakit dan tidak segera ditangani, maka penyakit tersebut akan menular kepada burung kenari yang lain dengan cepat. (Bersambung)