Peneluran jangkrik secara Konvensional/Tradisional

Pada budidaya jangkrik secara konvensional/tradisional, tahap penjodohan/perkawinan, peneluran, penetasan, dan pembesaran, dilakukan di dalam satu kotak penangkaran. Kotak penangkaran tersebut diberi alas plastik, kemudian ditaburi pasir atau tanah anyakan sebagai media peneluran jangkrik. Pasir atau tanah yang dipakai untuk media peneluran tersebut diayak halus dan ditaburkan secara merata setebal kurang lebih 1,5 cm. Di atas lapisan tanah diberi daun kering, kemudian jangkrik jantan dan jangkrik betina dimasukkan ke dalam kotak dengan perbandingan 1 : 3. Artinya, satu ekor jangkrik jantan dikawinkan dengan tiga ekor jangkrik betina.

Induk jangkrik yang dimasukkan ke dalam kotak peneluran harus sudah dewasa dan siap bertelur. Induk jangkrik yang dimasukkan ke dalam kotak penangkaran sebaiknya tidak terlalu banyak. Jika induk jangkrik yang dimasukkan ke dalam kotak terlalu banyak, maka sebelum induk jangkrik tersebut habis telur-telurnya sudah keburu menetas. Apabila induk-induk jangkrik tersebut dalam kondisi lapar, anak-anak jangkrik tersebut akan dimakan oleh induknya karena jangkrik memiliki sifat kanibal.

Metode penangkaran jangkrik secara konvensional/tradisional ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.

1. Kotak penangkaran menjadi berat karena permukaan dalam kotak dilapisi tanah atau pasir untuk media peneluran. Dengan demikian, kotak penangkaran akan mudah rusak karena selalu dalam keadaan lembab.
2. Selama penetasan akan selalu dilakukan penyemprotan untuk menjaga kelembapan pasir atau tanah sehingga harus membongkar daun-daun kering yang berada ada di dalam kotak.
3. Anakan jangkrik yang sudah menetas dan bercampur dengan induk yang belum bertelur kemungkinan akan dimakannya karena jangkrik memiliki sifat kanibal.

Cara mengatasi kelemahan-kelemahan penangkaran jangkrik secara konvensional/tradisional tersebut di atas adalah sebagai berikut.

1. Kotak penangkaran diberi alas plastic sebelum ditaburi pasir atau tanah yang lembap. Dengan demikian, kotak penangkaran tidak mudah rusak dan keropos.
2. Pasir atau tanah yang lembap diletakkan di tengah atau sudut kotak dan tidak ditutup dengan daun-daunan sehingga mudah dilakukan penyemprotan apabila diperlukan.
3. Anakan jangkrik yang muncul dari permukaan pasir atau tanah segera dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan.
Share this article :
 
 
Support : Copyright © 2011. Trend burung - All Rights Reserved