Musim Hujan, Waktu Tepat Jodohkan Derkuku


Memasuki bulan Oktober, hujan mulai turun di beberapa daerah. Menurut beberapa peternak burung derkuku, inilah waktu yang tepat untuk menjodohkan burung endemik di Asia Tenggara tersebut. Benarkah demikian?
H Dhofir, pemilik Mila Bird Farm Jogja, memberikan tips menarik mengenai penjodohan derkuku di musim hujan, sebagaimana diceritakannya kepada Tabloid Burung Agrobis. Menurut dia, pada musim hujan, cuaca tentu lebih dingin daripada musim kemarau, sehingga derkuku cenderung tidak agresif.
Selain itu, umumnya burung mengalami moulting (rontok bulu). “Karena itu, begitu disodori pasangan baru, biasanya langsung diterima dengan tangan terbuka. Cuaca dingin membuat derkuku jantan dan betina secara naluriah ingin berdekat-dekatan,” ujarnya.
Proses penjodohan tidak jauh berbeda dari perkutut dan puter, dua spesies yang masih kerabat dekat derkuku. Semula hanya saling berdekatan, kemudian dilanjutkan dengan percumbuan di mana burung jantan akan menyisir bulu-bulu betina. Proses penjodohan mencapai puncaknya ketika derkuku jantan mengawini pasangannya.
Menurut H Dhofir, frekuensi perkawinan derkuku di musim hujan relatif rendah atau tidak terlalu rutin. Akibatnya, periode bertelur pun menjadi renggang. Berdasarkan pengalaman, jika mereka kawin pada awal musim hujan seperti sekarang ini, telur baru keluar Januari atau tiga bulan lagi.
Burung Galak pun Jinak
H Dhofir (kiri), pemilik Mita BF Kotagede (Foto: KR Jogja)
Apakah menjodohkan derkuku di musim hujan dan baru tiga bulan menghasilkan telur merupakan tindakan sia-sia? Tentu tidak! Cara ini justru membantu para peternak yang kesulitan menjodohkan derkuku jantan dengan sifat super agresif.
Tidak sedikit pejantan yang galak, suka mematuk bahkan menghajar calon pasangannya. Jika kualitas suaranya bagus, apalagi jika berasal dari trah juara, tentu sulit bagi peternak untuk bisa mendapatkan anakan dari burung tersebut.
Itu sebabnya, burung-burung galak sangat tepat dikawinkan pada bulan-bulan ini, atau setidaknya sampai pertengahan bulan depan. Sebab proses penjodohan menjadi lebih mudah.
Untuk mempercepat penjodohan, H Dhofir yang mukim di Kotagede biasanya memberikan jamu atau suplemen perangsang birahi. Untuk jamu, ia meramunya sendiri dari bahan-bahan herbal. Adapun untuk suplemen, ia membelinya di toko-toko burung.
Sebagai pemain derkuku yang punya banyak jago di lapangan, musim hujan merupakan saat yang tepat untuk menjodohkan para mantan jawara. Kalau pun baru bertelur bulan Januari, anakan sudah besar dan siap berlaga di musim kemarau. Wah, manajemen praktis dari praktisi sejati…. Om dan Tante punya pengalaman berbeda? (*)
Share this article :
 
 
Support : Copyright © 2011. Trend burung - All Rights Reserved