Bayangkan satu jenis burung yang daerah sebarannya begitu luas. Berkembang biak di hutan-hutan pantai Russia bagian Timur dan pada saat daerah itu dilanda musim dingin mereka berpindah ke Selatan melintasi negara-negara Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Cina, Taiwan, India, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Kamboja, Viet Nam, Philippina, Malaysia dan Indonesia. Jauh juga klayabannya burung satu ini. Lautan, gunung, lembah semua dilalui. Luar biasa untuk burung berukuran sedang-sedang saja (30-an cm).
Trinil nordmann (Tringa guttifer) adalah bintang minggu ini. Tidak ada yang istimewa dari penampilan luarnya, kakinya kuning dan panjang, paruhnya juga begitu, sementara warna tubuhnya nyaris tidak ada “istimewanya”. Hanya saja, burung biasa-biasa saja ini menyimpan tenaga begitu besar sehingga dia mampu terbang ke banyak tempat yang jauh dari tempatnya berkembang biak.
Di Indonesia keberadaan jenis ini masih sangat sedikit diketahui. Ada beberapa catatan perjumpaan dari Pantai Timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Buton dan yang terbaru dari Jawa, hanya satu ekor saja. Tidak sebagaimana penemuan jenis-jenis hewan langka lainnya, penemuan jenis burung ini di Jawa dilakukan oleh anak-anak muda Indonesia.
Lokasinya di delta Sungai Progo, Pantai Trisik, Yogjakarta pada tanggal 1 Desember 2006 yang lalu. Lantas, apakah penemuan sebesar ini banyak diketahui umum? Ya tidak juga, siapa yang tertarik ngomong dengan peneliti bukan selebritis begini. Saya sendiri hanya merayakan penemuan ini dengan jingkrak-jingkrak sendirian.
Apa istimewanya burung kecil ndak bagus ini? Jumlahnya sangat sedikit, dimasukkan dalam daftar jenis burung terancam punah dengan status Genting ( Endangered ). Selain itu, kelakuan burung ini di luar daerahnya berkembang biak sangat sedikit diketahui. Menemukan burung ini di luar daerah berkembang biaknya adalah hal yang sangat istimewa.
Apa pasal mereka terancam punah. Klasik saja, tempat hidupnya diutak-atik manusia. Pengembangan wilayah pantai yang serampangan menyebabkan burung ini kehilangan tempat mangkalnya. Hal ini tejadi di mana-mana. Belum lagi masalah perburuan dengan menggunakan anjing, para penggembala Rusa kutub dan turis yang terjadi di Russia sana. Selain itu, burung ini juga memiliki musuh alami, burung gagak.