Mengapa burung bernyanyi

Burung pengicau bisa diibaratkan seperti halnya seorang Penyair dan juga Musisi. Kicauan suaranya merupakan salah satu fenomena yang paling indah yang dihasilkan oleh alam. Dan ini menjadi kenikmatan tersendiri bagi pecinta burung kicauan , Lagu lagu mereka yang terdengar merdu di telinga kita sebenarnya merupakan hasil dari 'animal instinct' mereka terhadap predator, pasangannya, dan juga burung sejenisnya untuk menunjukan kekuasaan atas wilayahnya. jika diartikan kedalam bahasa kita, kicauan burung sama dengan ' Pergi kau' dan " Datanglah kepadaku'. 
Lagu-lagu yang dinyanyikan mereka terbentuk oleh lingkungannya, seperti halnya musisi Rap yang memiliki 'nada intonansi/tune' berbeda dengan aliran musik lainnya, misalnya dangdut dsb. misalnya burung nightingdale yang menyanyikan lebih dari 300 lagu yang berbeda dalam setiap kicauannya, Burung kenari mampu bernyanyi selama 30 detik dengan menahan nafasnya, Bahkan salah seorang musisi dari inggris David hindley mengeksperimen suara burung  dengan memperlambat intonasi kicauannya dan menemukan persamaan antara kicauan dari burung tersebut dengan orkestra symphoni beethoven kelima.
Rata-rata burung bernyanyi untuk menunjukan 'kepribadian' mereka atau 'untuk menarik minat' burung betina dan selain dari nyanyiannya burung juga memiliki cara dan gaya yang berbeda dalam membuat si betina tertarik. 
Lalu bagaimana seekor burung bisa mengeluarkan suara kicauan yang begitu kompleks dan mampu bernyanyi nonstop tanpa henti untuk menarik nafas...
Kemampuan suara burung berasal dari struktur yang tidak biasa dari organ vokal mereka. Syrinx adalah organ yang memproduksi suara pada burung, ini setara dengan kotak suara dari manusia. Syrinx berisi selaput yang bergetar dan menghasilkan gelombang suara saat udara dari paru-paru melewatinya. Otot-otot kontrol yang detail dari syrinx memproduksi kicauan; sementara burung dengan system otot vokal yang lebih rumit menghasilkan kicauan-kicauan yang lebih kompleks.

Schematic drawing of an avian syrinx
1: last free cartilaginous tracheal ring, 2: tympanum, 3: first group of syringeal rings, 4: pessulus, 5: membrana tympaniformis lateralis, 6: membrana tympaniformis medialis, 7: second group of syringeal rings, 8: main bronchus, 9: bronchial cartilage

Tidak seperti halnya kotak suara kita yang terletak di bagian atas trakea, syrinx burung terletak jauh lebih rendah dibawahnya. dipersimpangan dua saluran udara yang mengara langsung ke paru-parunya.
Ini berarti bahwa syrinx memiliki dua sumber suara potensial, satu di setiap bronkus, membran yang terpisah pada setiap bronkus menghasilkan suara yang terpisah, yang kemudian dicampur ketika dimasukan ke dalam saluran vokal yang lebih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa burung dapat menghasilkan suara yang jauh lebih besar dari pada manusia biasa.

Waktu terbaik untuk mendengar nyanyian burung adalah pada waktu fajar. Paduan suara saat fajar adalah salah satu keajaiban alam. Burung di seluruh dunia menunjukkan jumlah
terbesar dari
aktivitas bernyanyi sekitar fajar, dari hutan hutan di eropa hingga hutan hujan tropis. Tapi mengapa mereka melakukannya masih belum jelas dipahami.
Salah satu
alasan yang  mungkin adalah bahwa fajar adalah waktu terbaik untuk suara untuk melakukan perjalanan, karena tiupan angin yang sedikit , lebih sedikit noise dan juga gangguan lainnya. Kicauan yang dinyanyikan saat fajar bisa 20 kali lebih efektif dibandingkan kicauan pada tengah hari.
Dengan berkicau disaat fajar, ketika energi mereka telah terkuras pada malam harinya, burung jantan memberitahukan pada burung betina bahwa mereka masih tetap fit untuk pembibitan/perkawinan. Burung jantan berkicau untuk membuktikan bahwa mereka masih memiliki tenaga yang cukup. Waktu fajar mungkin adalah waktu yang pas bagi mereka bernyanyi, tetapi diwaktu itulah  kompetisi bernyanyi dimulai. jadi ada banyak ke'untungan' bagi mereka bernyanyi pada waktu yang berbeda-beda setiap harinya, terlebih untuk dua spesis yang berbeda yang memiliki suara yang hampir mirip.






Share this article :
 
 
Support : Copyright © 2011. Trend burung - All Rights Reserved