Fenomena Pleci
Fenomena pleci mulai terasa sejak akhir tahun 2009, ketika burung ini mulai dilombakan meski baru sebatas arena latihan bersama (latberan). Tetapi sejak pertengahan 2010, burung ini mulai menembus arena lomba bergengs, bahkan sejak awal 2011 menjadi burung fenomenal dan makin banyak dicari penggemar pemula yang tertarik memelihara si imut ini. Sejak itulah muncul latberan lokal di beberapa daerah yang membuat pamor pleci makin menanjak. Fenomena ini bertahan hingga medio 2012. .
Tren pleci pun mengalami perubahan dengan sendirinya. Semula orang hanya mengenal pleci biasa / mata putih (Zosterops palpebrosus). Setelah mengetahui ada ras / subspesies pleci biasa yang terbilang joss, yaitu Zosterops palpebrosus auriventer, maka ras auriventer menjadi buruan banyak orang hingga medio 2012.
Untuk melihat ragam pleci berdasarkan spesies maupun subspesiesnya, Dari berbagai jenis tersebut, popularitas auriventer mengungguli mata putih dan pleci gunung (Zosterops montanus), juga mengungguli dua saudara dekatnya: Zosterops palpebrosus buxtoni (banyak dijumpai di Jawa Barat) serta Zosterops palpebrosus melanurus (banyak dijumpai di Jawa Tengah).
Sejauh ini masih banyak plecimania yang bingung membedakan antara ras auriventer dan ras buxtoni, yang sama-sama merupakan subspesies dari pleci biasa / mata putih.
Meski secara fisik kedua ras ini memiliki kemiripan, secara umum lingkar mata putih pada auriventer lebih tebal daripada buxtoni. Keduanya juga memiliki nada panggil (call) yang sangatberbeda. Nada call untuk auriventer terdengar “chow..chow..”. Adapun nada call pada buxtoni yang lebih melengking “chiw..chiw..” seperti halnya pleci dada kuning yang lazim ditemui.
Harus diakui, keluhan sejumlah penggemar mengenai plecinya yang gacor di rumah tetapi membisu di arena lomba membuat beberapa kelas / sesi pleci sepi peminat. Itu terjadi sekitar Juni – Agustus 2012. Fenomena ini tidak bisa dibaca secara nasional, karena nampaknya lebih kasuistis regional. Di Jawa Barat, misalnya, sempat terjadi kelesuan peserta lomba di kelas pleci. Tetapi di DIY, Jateng, dan Jatim, pleci masih diminati.
Beberapa majalah dan tabloid burung bahkan pernah memprediksi pamor pleci bakal anjlok bersama kenari dan anis merah. Namun, melalui perjuangan keras teman-teman Pleci Mania Indonesia (PCMI), yang sering kopi darat dan berbagi ilmu, pada akhirnya pleci kembali eksis hingga kini, bahkan makin diminati.
Salah satu bukti pleci terus diminati adalah dengan melihat pageview artikel omkicau.com, setiap kali muncul tulisan mengenai pleci. Artikel pleci selalu dibaca orang dalam jumlah terbanyak pada hari itu. Bahkan artikel pleci yang ditulis omkicau.com selalu masuk “10 besar” kategori tulisan teratas di wordpress.com (bersaing ketat dengan artikel tentang motor dan nomor togel, he…he… asem tenan…).
Karena itu, saya lebih percaya dengan fenomena yang ada daripada ramalan-ramalan yang hanya menduga-duga. Saya juga yakin, PCMI maupun komunitas penggemar pleci lainnya di Indonesia akan terus berjuang agar pleci tetap eksis di tahun 2013, juga tahun-tahun selanjutnya.
Plecimania di Vietnam, Thailand, Malaysia dan Singapura pun bisa menjaga eksistensi pleci sebagai burung lomba sejak pertengahan dekade 2000-an sampai sekarang. Kalau mereka bisa, kita pasti juga bisa dong, lha wong pleci merupakan salah satu plasma nuftah burung yang ada di sejumlah daerah di Indonesia.
Untuk menuju ke arah sana, omkicau.com akan memberikan beberapa resep sekaligus rangkuman tulisan mengenai seluk-beluk perawatan pleci dan ragam suaranya, agar Anda semua makin berminat memelihara momongan imut ini. Siap !!!! Kita mulai dari pemilihan bakalan pleci.
Memilih bakalan pleci yang cepat buka paruh
Pemilihan bakalan yang bagus sangat menentukan kualitas serta keberhasilan burung tersebut sampai pada tahapan buka paruh. Jadi di sini saya berikan beberapa tips dan “bocoran” dari beberapa rekan plecimania di Singapura dan Thailand:
- Pilih pleci yang bertubuh proporsional, panjang, langsing, dengan kepala yang besar.
- Pilih pleci yang terlihat mengeluarkan nada call dobel (chiuw..chiuw..), apalagi jika pleci tersebut terlihat mengeluarkan suara kenari (suara midtone mirip kicauan kenari dengan paruh tertutup tapi tenggorokan bergerak naik- turun). Pleci tipe ini diyakini berkelamin jantan, sehingga proses buka paruh tentu menjadi lebih cepat.
Makanan racikan untuk pleci
Sudah bukan rahasia umum lagi kalau sebagian besar plecimania memberikan pakan buatan untuk plecinya dengan harapan lebih cepat buka paruh. Tapi Anda juga bisa membuat makanan racikan khusus untuk pleci agar cepat buka paruh, atau membantu pleci menuju kondisi top form.
Mengingat beberapa plecimania di Indonesia suka menggunakan tepung jangkrik sebagai salah satu bahan baku pembuatan makanan untuk pleci, maka tepung jangkrik bisa juga ditambahkan dalam menu tersebut.
Semoga bermanfaat !