Anis gunung (Turdus poliocephalus) dijuluki island thrush oleh orang eropa. Burung ini berukuran sedang, panjang tubuh sekitar 20 cm. Warna bulu tubuhnya mirip blackbird, juga sejenis anis (Turdus merula) yang terdapat di Eropa.
Seluruh bulu tubuh anis gunung berwarna agak gelap, di dominasi warna hitam sampai agak ke abu-abuan. Warna bulu perut cokelat dengan pantat putih. Iris cokelat. Paruh dan kaki kuning.
Suara anis gunung berderik, keras, dan jernih, khususnya kalau menghadapi bahaya. Setelah berderik keras, suaranya akan menurun yang diselingi dengan nada tinggi dan rendah. Nada itu sesekali dipercepat sehingga menimbulkan irama indah penuh semangat.
Kebiasaan anis gunung mencari makan diatas permukaan tanah atau mengambil buah-buahan pada pohon-pohon rendah seperti buah vaccinium, rubus, buah belukar, serta semak dipuncak gunung. Ia juga memakan serangga. Kadang-kadang ia tampak melompat-lompat di dahan-dahan yang tertutup rapat atau bertengger sambil bernyanyi diatas pohon.
Penyebaran anis gunung terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Seram, Timor, Filipina, Papua Nugini, Kepulauaun Pasifik, dan Samoa. Di JAwa penyebaran burung ini terbatas pada pepohonan serta puncak-puncak gunung tinggi.
Di Jawa terdapat beberapa subspesies anis gunung, antara lain Turdus poliochephalus biesenbachi di Gunung papandayan ( Jawa Barat), T.p. fumidus di gunung Gede dan pangrango (Jawa Barat), T.p stremanni di Gunung Lawu, T.p javanica di Jawa Tengah dan T.p. whiteheadi di jawa timur.
Di Jawa Musim berkembangbiak anis gunung pada April dan september. Telur diletakkan di dalam sarang yang kokoh. Sarang disusun dari batang rumput yang dijalin dengan daun, akar dan ditutupi lumut. Sarang diletakkan pada cabang-cabang berlumut yang tidak jauh dari permukaan tanah terbuka. Jumlah telur per sarang 1-2 butir, berwarna hijau pucat berbintik cokelat kemerahan.