Burung Poksay Jambul Putih

Umum

Burung Poksay jambul putih (Garrulax leujcolophus) atau white crested laughing thrush adalah sejenis burung poksai yang berasal dari Thailand.  Kalaupun burung ini ditemukan di Indonesia, itu karena burung ini diimpor langsung dari Thailand.
Burung yang dikenal sebagai rajanya poksai ini sangat aktif bergerak di dalam sangkar dan terlihat berwibawa saat berkicau.

Ciri-Ciri

  • Bulu didominasi dengan warna cokelat dan putih.
  • Bulu bagian mantel sampai kepala berwarna putih.
  • Ada semacam pita yang berbulu hitam pada bagian telinga, garis mata sampai pangkal paruh.
  • Bulu sayap hingga ke ekor berwarna cokelat.
  • Bulu sayap pada bagian ujung bulu sekunder memiliki warna cokelat yang lebih tua.
  • Paruh berwarna hitam.
  • Memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan kekar dari kerabat poksai yang lain.
  • Matanya hitam bersinar dan berukuran lebar.
  • Memiliki kaki yang kokoh dan berwarna hitam.
  • Memiliki suara yang keras dan namun enak didengar.

Habitat

Burung poksai jambul putih pada umumnya hidup dengan berkelompok kecil. Lingkungan yang disukai burung poksai jampul putih adalah  hutan yang penuh dengan semak dan agak terbuka, dan terkadang hidup di tempat yang banyak dipenuhi oleh pohon bambu.

Reproduksi

Ketika burung poksai jambul putih akan berkembang biak,  poksai jambul putih akan membuat sarang di atas pohon ataupun di semak-semak. Dalam satu kali masa bertelur burung ini bisa  menghasilkan 3 hingga 6 butir. Namun dari semua telur yang dierami terkadang ada 1-2 butir yang tidak menetas.

Makanan

Burung poksai jambul putih biasanya mencari makanan di percabangan pohon yang lebih rendah atau bisa juga mencari makan di atas tanah. Makanan alami burung ini adalahnya serangga kecil yang hidup di antara dedaunan pohon, biji-bijian, atau bisa juga makan buah-buahan yang terjatuh dari atas pohon.

Cara membedakan burung jantan dan betina

Agak sulit untuk membedakan burung poksai jambul putih jantan dan betina karena keduanya memiliki panjang ekor, ukuran tubuh dan warna bulu yang hampir sama.
Untuk penggemar burung awam biasanya membedakan burung ini melalui tes laboratorium untuk meneliti jenis kelamin burung melalui analisis kotoran, seksing bulu (meneliti bulu yang baru tumbuh) dan teknik endoskopis.
Namun untuk penggemar burung yang berpengalaman tidak harus melakukan tes tersebut yang tentunya harus membayar biaya yang tidak sedikit.
Penggemar burung yang berpengalaman bisa menilai jenis kelamin burung poksai jampul putih melalui suara kicauannya.
Burung poksai jambul putih biasanya mengeluarkan suara kicauan seperti ini, “kwaa … kwaa … kwaa… kwaa … kukkk … kwakk … klik … klukkk…”, sedangkan untuk betina tidak akan memiliki sifat meniru suara sehingga hanya mengeluarkan kicau yang monoton seperti,  “kwaa … kwaa … kwaa ….”.

Sifat

Burung poksai jambul putih memiliki tingkah laku dasar yang dianggap terlalu liar dan agresif. Walaupun sudah dipelihara terkadang sifat tersebut sulit untuk dihilangkan.
Namun burung poksai jambul putih masih memiliki banyak sifat lain yang menarik dan tidak semua burung memiliki  sifat seperti burung ini.
Berikut ini adalah sifat-sifat dari burung poksai jambul putih :
  • Gagah
Penampilannya selalu terlihat dan jarang terlihat lemah seperti halnya jenis burung berkicau yang lain. Kegagahan dari burung ini akan lebih terlihat jika burung sudah pernah diadu untuk sesama jenisnya, terpelihara dengan baik dan sering dimandikan.
Ciri-ciri burung poksai jambul putih yang sedang semangat adalah pada saat berkicau bulu sayapnya akan bergetar dan jambulnya akan mengembang. Tanda-tanda ini biasanya terlihat ketika burung sudah mendapatkan perawatan yang baik dan sering dilatih.

  • Penakluk burung lain
Burung lain yang ada disekitar burung poksai jampul putih biasanya akan kabur ketakutan setelah mendengar kicauannya. Burung ini sering dikucilkan burung berkicau lain karena sering menirukan kicauan burung lain dengan suara yang lebih keras.

  • Raja tertawa
Suara kicauan burung ini lebih mirip dengan suara orang yang sedang tertawa terutama untuk jenis betina,  sehingga burung ini diberi julukan raja tertawa.
Di habitat alami burung poksai jambul putih selalu berkicau bersamaan lalu menyelinap ke bagian bawah semak-semak mencari makanan ketika situasi sudah sepi.
Keunikan lain dari burung ini adalah suara kicauan bisa berhenti seketika seperti diberi komando dan burung akan kembali berkicau lagi jika sudah mendapat  isyarat dari burung jalak jambul putih yang lainnya. Hal inilah yang membuat para ahli burung memberi julukan burung ini sebagai “penyanyi rimba”.

Cara memilih burung poksai jambul putih

Sebelum anda membeli burung poksai jambul putih sebaiknya anda mempertimbangkan beberapa hal agar burung yang anda pilih adalah burung yang sehat dan tidak memiliki cacat ataupun cela.
  • Sehat
Sebelum membeli sebaiknya anda meneliti kondisi fisik burung secara menyeluruh. Kepuasan dari pemilik burung akan berkurang jika burung memiliki cacat. Sepertinya belum lengkap apabila burung memiliki suara kicauan yang cukup bagus namun memiliki fisik yang cacat.
Bagian tubuh dari burung poksai jambul putih yang mudah patah adalah kuku dan paruh. Untuk mengetahui apakah paruh burung cacat atau tidak anda bisa mengamati bagian rahang atas burung dimana akan terlihat lubang pada saat mengatup atau paruh tidak tertutup dengan rapat.
  • Pilih yang masih muda
Burung berkicau yang baik biasanya burung yang tergolong masih muda atau bukan anakan. Selain itu burung yang masih muda lebih mudah dijinakkan daripada yang sudah dewasa.
Suara burung yang masih muda juga tidak kalah baik bila dibandingkan dengan burung dewasa, apalagi burung poksai jambul putih bukanlah tipe burung peniru.
Untuk membedakan burung poksai jambul putih muda dan dewasa anda bisa melihatnya melalui bulu. Bulu burung poksai jambul putih dewasa memiliki warna bulu yang kusam dan kasar, sedangkan burung poksai jambul putih yang masih muda memiliki bulu yang terlihat bersih dan bersinar serta memiliki mata yang berwarna kecoklatan.
Bila anda ingin membeli burung ini sebaiknya anda memilih yang jantan dan mendengar suara kicauannya terlebih dahulu. Dengan mendengar suara kicauannya anda akan mengetahui apakah burung tersebut memiliki kualitas suara yang baik sekaligus untuk membedakan jenis kelamin dari burung yang akan anda beli.
Sebaiknya beli lebih dari 1 ekor, karena burung ini terbiasa hidup secara berkelompok di habitatnya. Burung ini akan menjadi lebih menarik apabila berkicau dengan burung sejenis yang lain dan dikhawatirkan jika hidup sendirian hanya akan mendengar suara kicauannya sendiri.
Anda bisa membeli burung poksai jambul putih yang terdiri dari jantan dan betina, atau bisa juga keduanya sama-sama jantan. Jika anda ingin memelihara burung ini lebih dari 2 ekor maka anda harus siap direpotkan dengan burung ini karena harus diletakkan secara berjauhan.
Harga poksai jambul putih dulunya sempat melambung tinggi, namun untuk sekarang harga burung ini lebih terjangkau. Untuk satu ekor burung poksai jambul putih jantan, dewasa maupun muda hutan, biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000,-.

Perawatan

  • Sangkar dan perlengkapan
Sangkar dan perlengkapan harus memadai agar burung merasa betah untuk tinggal di dalamnya. Idealnya, sangkar yang digunakan minimal berukuran segi empat dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm, tinggi 70 cm.
Sebelum digunakan sangkar bisa dicat terlebih dahulu. Dengan begitu bagian permukaan jeruji sangkar yang tadinya tajam dan kasar bisa tertutupi sehingga burung tidak akan mudah terluka.
Sebelum digunakan, bau cat sangkar dipastikan telah hilang. Tenggeran sebaiknya terbuat dari kayu asem, jambu batu, jambu air, dan kayu duri hutan dengan ukuran diameter minimal 2,5 cm.
Tenggeran untuk poksai jambul putih yang masih bakalan dan benarbenar liar sebaiknya terdiri dari dua buah dan ditempatkan menyilang. Tujuannya agar burung tidak menggunakan jeruji sangkar untuk bertengger.
Salah satu tenggeran, terutama tenggeran yang di bagian atas, dapat diambil setelah 3—4 bulan burung tersebut dipelihara. Dalam selang waktu tersebut, burung sudah cukup terbiasa dengan lingkungannya dan gerakannya pun sudah tidak terlalu liar.
Wadah untuk pakan buatan sebaiknya berukuran agak besar, sedangkan wadah ulatnya berukuran sedang. Tempat minuman dipilihkan yang bagian permukaannya agak kecil (hanya dapat dimasuki kepala burung) agar air yang ada di dalamnya tidak digunakan untuk mandi.
Adakalanya burung suka menggunakan air minumnya untuk mandi. Hal itu perlu dicegah agar dasar sangkar tidak basah sehingga tidak cepat rusak. Selain itu, percikan air yang mengenai kotoran juga akan menimbulkan bau.
  • Penempatan sangkar
Lingkungan yang tenang bisa membuat burung semakin rajin berkicau. Burung harus dihindarkan dari binatang pengganggu seperti tikus atau kucing yang bisa membuat burung menjadi stres. Begitu pula bau yang menyengat seperti bahan kimia maupun asap dapur yang berlebihan.
Sangkar untuk burung yang masih bakalan sebaiknya ditempatkan minimal setinggi tangan tidak bisa menyentuhnya dan semakin tinggi akan semakin membuat burung lebih tenang. Penempatan burung pada tempat yang lebih rendah harus dilakukan secara bertahap.
Sangkar sebaiknya ditempatkan dengan jarak saling berjauhan, burung juga tidak boleh saling melihat. Dengan hanya mendengar suaranya, sesama poksai jambul putih akan mudah terpancing untuk berkicau bersahutan. Bila memungkinkan, sebaiknya dipelihara burung betina yang sudah rajin berkicau atau burung betina yang lenjeh dengan jantan sejenis.
Burung betina yang demikian akan mempercepat burung jantan untuk terus berkicau. Burung jantan dan betina dipertemukan 3 atau 4 hari sekali dalam waktu 10 hingga 15 menit. Seperti kebanyakan burung impor, salah satu cara untuk membuat jantan mau berkicau adalah dengan memanfaatkan betinanya.
Begitu pula dengan poksai jambul putih yang sangat temperamental atau galak pada burung lain, dapat mudah dijinakkan dengan cara mendampingkan betinanya yang lenjeh.

Tips tambahan

1. Adaptasi
Burung peliharaan yang rajin berkicau biasanya harus jinak atau tidak merasa ketakutan terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Burung poksai jambul putih membutuhkan perawatan ekstra untuk membuat burung ini lebih mudah berkicau dan mudah beradaptasi pada lingkungan barunya.
2. Memiliki kuku yang mudah terluka dan patah
Burung poksai jambul putih yang diimpor dari luar negeri biasanya memiliki kuku yang terlepas atau patah. Kuku yang mengalami cacat ini biasanya ditemukan pada burung poksai jambul putih yang sudah dewasa.
Penyebab dari kuku yang mengalami cacat adalah karena burung masih memiliki sifat yang liar dan kandang penampungan yang buruk.

Sumber
Share this article :
 
 
Support : Copyright © 2011. Trend burung - All Rights Reserved