Memilih Burung Ocehan Bakalan

Memilih Burung Ocehan Bakalan

Memelihara burung ocehan biasanya dimulai dengan memelihara bibit bakalan. Selain dapat memberikan kepuasan tersendiri, burung ocehan bakalan lebih murah. Pemiliknyapun akan mendapatkan banyak pengalaman, bagaimana memelihara burung bakalan menjadi burung ocehan yang juara.

Memilih burung bakalan ocehan harus berbekal pengetahuan yang benar. Karena salah membeli burung ocehan bakalan, pasti akan mengecewakan. Berikut ini, ciri-ciri burung ocehan bakalan yang baik:                                                                                                                                                       
1.Penampilan burung sehat dan energik.  Burung ocehan yang penampilannya lincah dan energik dengan pandangan mata yang tajam, menandakan bahwa burung tersebut dalam keadaan fit dan sehat. Jangan pilih burung bakalan ocehan yang pandangan matanya sayu, terlihat lesu, malas bergerak. Ini tandanya burung kurang sehat. Jika kepala burung tampak selalu goyang, tanda bahwa burung pernah atau sedang sakit tetelo. Dan jika sayapnya turun ke bawah, bulu kepalanya tegak berdiri, leher memendek dan diam seperti kedinginan, sebaiknya jangan dipilih karena burung dalam keadaan sakit.
2.Burung tidak cacat. Pilihlah burung berpenampilan indah yang tidak memiliki cacat bada. Kelainan/cacat badan antara lai, kaki pengkor, kaki pincang, parung bengkok, sayap patah, kepala selalu goyang karena tetelo, dan ekor bengkok. Kececatan ini bisa mempengaruhi kualitas kiacauan.
3.Berbulu indah dan mengkilat. Berbulu indah artinya bulu tubuh,sayap dan ekor tidak rusak, tidak patah, dan tampak mengkilat. Bulu burung yang rusak tampak kusam dan menandakan burung sakit sehingga malas berkicau dan suaranya tidak bagus. Ada burung yang kecerahan warna bulunya menjadi tanda jenis kelaminnya. Jika bulu Kacer, hwamei, robin, murai batu, dan cucak hijau berwarna ceraj dan mengkilat, menunjukkan bahwa burung berkelamin jantan, sementara betinanya berwarna tidak cerah.
4.Kaki tidak bersisik dan berwarna bersih. Burung yang kakinya bersisik menunjukkan burung sudah tua sehingga sulit dilatih berkicau. Pilih juga corak kaki burung yang bersih. Misalnya, bakalan jalak penyu, jalak suren dan beo yang baik jika kaki, paruh dan matanya berwarna putih. Dan untuk murai batu yang berkaki kuning keputih-putihan memiliki mental baja, tetap berkicau meskipun dekan dengan burung lainya yang lebih tua.
5.Kuku kaki burung selalu pendek. Pilih yang berkuku pendek dan belum tumbuh maksimal. Kuku kaki yang tampak panjang dan mencengkeram menunjukkan burung sudah tua sehingga sulit dilatih berkicau.
6.Paruh yang tipis dan panjang. Perhatikan paruh burung, jika tipis dan panjang berarti burung masih muda atau bakalan. Bila ditambah dengan kedudukan paruh bagian atas dan bawah seimbang maka setelah dewasa burung akan rajin berkicau dengan irama yang merdu. Namun, jika bentuk paruh tipis dan pendek, burung tergolong sudah tua dan sulit dilatih.
7.Mulai belajar berkicau. Burung ocehan bakalan yang baik biasanya akan terdengar mulai belajar berkicau yang menandakan burung muda hutan yang sehat dan energik. Sebaliknya, burung yang kurang sehat sakan tampak lesu dan jarang berkicau. Beberapa burung dapat dikenali jenis kelamiannya berdasar suara. Burung poksay, hwamei, cucak hijau danbranjangan bakalan yang sudah berkicau dipastikan berkelamin jantan. Sementara burung bakalan betina tidak bisa atau jarang berkicau.
8.Berkelamin jantan. Usahakan memilih burung ocehan bakalan jantan. Karena suaranya lebih indah and merdu dibanding betina. Kemerduan kicau burung ocehan jantan biasanya untuk memamerkan kejantananya saat menarik lawan jenisnya dan merangsang nafsu seksualnya.
Share this article :
 
 
Support : Copyright © 2011. Trend burung - All Rights Reserved